Penilaian
merupakan bagian integral dari sebuah pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran,
penilaian berfungsi untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian di dalam pembelajaran membantu
guru dalam mengevaluasi keefektifan kurikulum, strategi mengajar dan kegiatan
belajar yang mencakup kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.
Menurut Arifin (2013:4), penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan
hasil belajar siswa dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan
kriteria dan pertimbangan tertentu. Penilaian bukan hanya sebatas nilai saja,
namun melalui penilaian guru dapat merayakan pencapaian dan mendukung siswa
dalam menghadapi tantangan belajar.
Ada tiga tipe
penilaian siswa yang berbeda dan memiliki sasaran masingmasing, yaitu:
1.
Penilaian atas pembelajaran
(atau penilaian sumatif), merangkum pencapaian siswa pada akhir tahun ajaran.
Penilaian ini memonitor seberapa baik siswa telah belajar apa yang diajarkan
guru dan dilaporkan sebagai sebuah angka atau huruf.
2.
Penilaian bagi pembelajaran
(atau penilaian formatif), memberikan tanggapan deskriptif utuk meningkatkan
pembelajaran dan proses pembelajaran. Penilaian ini menolong siswa
mengklarifikasi makna dan mengatasi hambatan pembelajaran. Penilaian ini dapat
menciptakan kepercayaan diri siswa mengenai kemampuan mereka untuk belajar dan
menantang siswa meneruskan serta meningkatkan pembelajaran mereka.
3.
Penilaian sebagai
pembelajaran, siswa belajar dari menilai kemajuan mereka sendiri. Siswa
mempraktekkan penilaian diri sendiri terhadap pembelajaran mereka, pengetahuan,
keterampilan, kreativitas dan sifat mereka. Siswa juga belajar menentukan
tujuan yang bermakna dan realistis.
(Brummelen,
2011:150).
Ketiga tipe
penilaian ini tidak selalu berbeda, oleh karena itu penilaian yang tepat
mencoba mencari tahu seberapa baik siswa telah mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Karena tidak semua hasil pembelajaran dapat diukur secara penuh,
kecuali guru dapat melihat siswa mengaplikasikan apa yang sudah dipelajarinya
dalam kehidupan nyata yang relevan.
Penilaian dipandang sebagai salah satu faktor
yang penting dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar, sehingga
guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran siswa. Guru juga harus mengetahui
tujuan dari penilaian siswa, antara lain untuk:
1.
Mendorong dan meningkatkan pembelajaran siswa
a.
Menilai sejauh mana siswa mencapai hasil belajar yang
diharapkan, mencari dan mengevaluasi hasil yang tidak diharapkan.
b.
Mengenali pencapaian dan mendiagnosa kesulitan belajar
agar siswa belajar mengembangkan kekuatan dan mengatasi kelemahan mereka.
c.
Mempertajam pengajaran dan pengalaman belajar lain
untuk meningkatkan baik pembelajaran individual maupun kelas.
d.
Menolong siswa mengembangkan dan mempraktekkan
penilaian diri dan pemahaman diri mengenai pembelajaran mereka.
e.
Menolong siswa menentukan tujuan pembelajaran yang
bermakna dan realistis serta menerima tanggung jawab atas pembelajaran mereka
sendiri.
2.
Mengkomunikasikan informasi bermakna kepada siswa,
orang tua dan otoritas sekolah mengenai pembelajaran siswa.
a.
Memberikan tanggapan yang realistis dan bermanfaat
mengenai prestasi, kemampuan, perilaku, sikap dan sifat.
b.
Menempatkan guru, siswa dan orang tua/wali dalam posisi
saling berhubungan satu sama lain mengenai kemajuan siswa sejalan dengan waktu.
c.
Memberikan bimbingan bagi pilihan pendidikan dan
pekerjaan.
d.
Melaporkan prestasi belajar kepada otoritas sekolah dan
pemerintah.
(Brummelen,
2011:151-152).
Ringkasan
tujuan-tujuan penilaian siswa di atas yang pertama menekankan pada penilaian
bagi dan sebagai pembelajaran, yaitu penilaian terhadap perkembangan proses
pembelajaran siswa dalam mencapai kompetensi pengetahuan, sikap dan
keterampilan di dalam kegiatan belajar mengajaran. Sedangkan yang kedua
menekankan kepada penilaian atas pembelajaran, yaitu penilaian terhadap hasil
akhir siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Penilaian Autentik
Salah satu penekanan
di dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Seperti yang kita ketahui
penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang memberikan gambaran
mengenai perkembangan siswa setelah siswa mengalami proses pembelajaran.
Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada
apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen
penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar
Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
(Kunandar,2013:35-36).
Pada penilaian
autentik, siswa diminta untuk menerapkan konsep atau teori dalam keadaan
sebenarnya sesuai dengan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa. Oleh
karena itu, guru harus memperhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi
sikap, keterampilan dan pengetahuan yang disesuaikan dengan perkembangan
karakteristik siswa sesuai dengan jenjangnya. Contohnya untuk PAUD, TK dan SD,
lebih banyak porsinya pada soft skill
(misalnya kemampuan yang perlu dilatih dan diukur, antara lain: mengamati,
motivasi berprestasi, kemauan kerja keras, disiplin, berkomunikasi, tata krama,
dll) daripada penilaian hard skill
(pengukuran penguasaan pengetahuan dan keterampilan).
Berikut adalah
ciri-ciri penilaian autentik:
1.
Mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan
hasil atau produk.
2.
Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung.
3.
Menggunakan berbagai cara dan sumber.
4.
Tes hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian.
5.
Tugas-tugas yang diberikan mencerminkan bagian-bagian
kehidupan nyata setiap hari.
6.
Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan
keahlian, bukan keluasannya (kuantitas).
Sedangkan karakteristik penilaian autentik, adalah sebagai
berikut:
1.
Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif,
pencapaian kompetensi terhadap satu kompetensi dasar (formatif) maupun
pencapaian terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam satu semester
(sumatif).
2.
Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat
fakta, menekankan pencapaian kompetensi keterampilan (skill) dan kinerja (performance),
bukan kompetensi yang sifatnya hafalan dan ingatan.
3.
Berkesinambungan dan terintegrasi, merupakan satu
kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap
pencapaian kompetensi siswa.
4.
Dapat digunakan sebagai feed back, dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian
kompetensi siswa secara komprehensif.
Berdasarkan
ciri-ciri dan karakteristik penilaian autentik di atas, maka proses penilaian
harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran dan
mencerminkan masalah dunia nyata/sehari-hari. Sehingga dalam merancang
penilaian autentik, perlu memperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut:
penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; penilaian harus bersifat
holistik mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan dan
pengetahuan).
Instrumen Penilaian
Menurut
Permendikbud, Strandar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar
siswa mencakup kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dilakukan
secara seimbang, untuk mengetahui bahwa setiap siswa sudah sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Muatan di dalam penilaian antara lain, ruang lingkup
materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program dan
proses. Adapun teknik dan instrumen penilaian, sebagai berikut:
1.
Penilaian kompetensi sikap.
-
Observasi, dilakukan secara berkesinambungan baik
secara langsung maupun tidak langsung perilaku siswa.
-
Penilaian diri, meminta siswa mengemukakan kelebihan
dan kekurangan dirinya dalam pencapaian kompetensi.
-
Penilaian antarsiswa, siswa saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi.
-
Jurnal, merupakan catatan guru baik di dalam maupun di
luar kelas, mengenai kekuatan dan kelemahan siswa.
2.
Penilaian kompetensi keterampilan.
-
Penilaian kerja, siswa mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan praktek, proyek dan portofolio.
-
Tes praktek, penilaian yang menuntut respons berupa
perilaku yang sesuai dengan tuntutan kompetensi.
-
Projek, tugas belajar yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan dan pelaporan baik tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu.
-
Portofolio, berupa kumpulan seluruh karya siswa yang
bersifat reflektif-integratif, dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian siswa terhadap lingkungannya.
3.
Penilaian kompetensi pengetahuan.
-
Tes tulis, berupa PG, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan dan uraian.
-
Tes lisan, berupa daftar pertanyaan.
-
Penugasan, berupa pekerjaan rumah dan proyek yang dapat
dikerjakan individual maupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Berdasarkan
penjabaran di atas, instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
mempresentasikan kompetensi yang ada dinilai, susunan penilaian memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan
penggunaan Bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
perkembangan siswa.
Prinsip yang
paling penting dari penilaian autentik adalah dalam pembelajaran tidak hanya
menilai apa saja yang sudah diketahui oleh siswa, tetapi juga menilai apa yang
dapat dilakukan oleh siswa setelah pembelajaran selesai. Sehingga kualitas
hasil belajar dan kerja siswa dalam menyelesaikan tugas dapat terukur. Maka dari
itu dapat ditarik kesimpulan dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal
yang harus diperhatikan, yakni:
1.
Autentik dari instrumen yang digunakan, menggunakan
instrumen yang bervariasi yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan
kompetensi yang ada dikurikulum.
2.
Autentik dari aspek yang diukur, menilai aspek-aspek
hasil belajar secara komprehensif meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
3.
Autentik dari aspek kondisi siswa, menilai input
(kondisi awal siswa), proses (kinerja dan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar), dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, keterampilan
maupun pengetahuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar).
Melalui kurikulum 2013 penilaian autentik menjadi
penekanan dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa yang memperhatikan
seluruh minat, potensi dan prestasi siswa secara menyeluruh. Penilaian juga
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan agar dapat menggambarkan
kemampuan para siswa yang dievaluasi. Sangat penting untuk melibatkan siswa
dalam penilaian, sehingga siswa secara sadar dapat mengenali perkembangan
pencapaian hasil pembelajaran mereka
Contoh Laporan UTS SATU DAN EMPAT
Contoh Laporan UAS VERSI FORUM K13
0 komentar:
Posting Komentar