Pages

Sabtu, 17 Desember 2016

K13 MEMBINGUNGKAN GURU



https://drive.google.com/open?id=0B7UgC-t6n_F9bXlROEwxQi1UaVk

 

Sebelum membicarakan lebih jauh tentang penilaian, kita akan membahas tiga istilah yang sering membingungkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pengajaran, evaluasi, penilaian dan pengetesan. Penilaian adalah proses pengumpulan informasi untuk menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai. Informasi itu dapat berupa pendapat guru, orang tua, kualitas buku, hasil penilaian, dan sikap siswa. Alat evaluasi dapat berupa tes, kuesioner, wawancara, dan observasi. Penilaian merupakan semua metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai pengetahuan, kemampuan, pemahaman, sikap, dan motivasi siswa yang di antaranya dapat dilakukan melalui tes, penilaian diri,  baik secara formal maupun informal. Pengetesan merupakan salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa. Tes dapat bersifat obyektif atau subyektif. Tes juga merupakan sebuah metode untuk mengukur kemampuan seseorang, pengetahuan atau kinerjanya pada ranah tertentu.

 

Namun untuk kemudahan, dalam tulisan ini istilah penilaian akan digunakan untuk merujuk baik kepada evaluasi, penilaian, ataupun pengetesan. Penilaian tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengajaran. Jika dalam pengajaran kita memiliki elemen siswa sebagai input, pembelajaran di sekolah dan kelas sebagai proses, dan kompetensi lulusan sebagai hasil, kegiatan penilaian terjadi baik pada awal, proses, maupun pada akhir pembelajaran. Pada awal pembelajaran, penilaian dilakukan untuk menentukan kemampuan awal siswa (diagnostic) atau penempatan (placement) siswa pada kelompok belajar tertentu. Pada saat pembelajaran berlangsung, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan hasilnya digunakan sebagai feedback atas kegiatan pembelajaran yang dilakukan (formative). Setelah kegiatan pembelajaran pada periode tertentu selesai dilakukan, misalnya pada akhir semester atau pada akhir jenjang pendidikan tertentu (SD, SMP, SMA), penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian keseluruhan tujuan kurikulum yang telah ditetapkan pada jenjang pendidikan tertentu (summative) dan hasilnya digunakan sebagai laporan kepada siswa tentang hasil belajarnya, kepada guru, orang tua siswa, masyarakat dan pemerintah sebagai wujud akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Hubungan antara pembelajaran, evaluasi, penilaian dan pengetesan dapat digambarkan sebagai berikut (After Brown, 2004:5)






Pengalaman belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan (menguasai kompetensi tertentu). Penilaian dimaksudkan untuk melihat sejauhmana kompetensi yang telah dikuasai siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperlihatkan setelah mereka menempuh pengalaman belajar. (Pandjaitan, 2003). Dalam pengembangan kurikulum, kegiatan evaluasi dilakukan dalam setiap tahap pengembangan kurikulum, mulai dari analisis kebutuhan, penetapan tujuan, penilaian, pengembangan bahan, hingga kegiatan pembelajaran sebagaimana digambarkan dalam tabel di bawah ini (Brown, 2002:28).

Ada beberapa prinsip penilaian yang penting untuk diketahui, yaitu kepraktisan (practicality), keterandalan (reliability), validitas (validity), dan keotentikan (authenticity). Sebuah tes dikatakan praktis apabila tes itu biaya penyelenggaraannya tidak terlalu mahal, tidak menyita waktu terlalu lama, mudah dilaksanakan, dan penyekorannya tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Tes wawancara untuk yang membutuhkan waktu antara 30-60 menit tentu tidak praktis kalau yang akan dites berjumlah ratusan orang sementara pewawancara hanya 5 orang. Tes yang menggunakan LJK tentu tidak praktis jika penyelenggara tes yang harus memerikasa lembar jawaban itu tak memiliki scanner dan komputernya. Tes menulis yang berlangsung dua jam tentu tidak praktis jika yang ingin kita ketahui hanyalah kemampuan siswa menulis kalimat utama saja (topic sentence). Tes UAN menjadi terkesan tidak praktis karena dalam pelaksanaannya mesti melibatkan tim independen, polisi, dan pengawas dari luar sekolah yang bersangkutan. Tes esei untuk mengetes ratusan orang sementara waktu yang dimiliki guru terbatas, tentu tidak praktis karena pemeriksaanya lama dan subyektif. UAN dengan melibatkan aspek listening akan sangat tidak praktis jika sekolah tak memiliki sistem audio yang baik atau saat tes listrik PLN mati sepanjang hari sementara sistem back up semerti Aki tak tersedia dan tape recorder jumlahnya tak mencukupi.

Yang dimaksud dengan reliable adalah konsisten dan dapat diandalkan. Jika anda memberi tes yang sama pada siswa yang sama atau mengorelasikan dua buah perangkat tes yang paralel, dan hasilnya relatif sama, tes itu dikatakan terandal. Reliabilitas dapat mencakupi reliabilitas antarpenilai dan reliabilitas pelaksanaan. Reliabilitas antarpenilai akan terjadi apabila hasil penilaian yang dilakukan oleh beberapa penilai relatif sama. Misalnya, jika kita memberi skor esei seorang siswa 70, sedangkan sejawat kita memberi skor 72, kedua penilai itu dapat dikatakan memberikan hasil penilaian yang reliable. Reliabilitas dalam pelaksanaan penilaian terjadi apabila instrumen tes yang digunakan dalam situasi apapun hasilnya relatif sama. Reliabilitas dalam pelaksanaan ini dapat terganggu oleh adanya kegaduhan, variasi hasil foto kopi, pencahayaan, dan faktor-faktor sejenis lainnya.

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan beberapa cara. Yang pertama menggunakan teknik belah dua (split-half method), tes paralel, dan pengetesan ulang. Dalam teknik belah dua kita memiliki satu set alat tes, misalnya berisi 50 butir soal pilihan ganda. Kita pisahkan butir genap dan butir ganjil, kemudian keduanya dianggap sebagai dua perangkat tes yang pararel dan kita korelasikan kedua belahan itu menggunakan Pearson Product Moment. Bila korelasinya signifikan, tes itu reliable. Teknik tes pararel dilakukan bila kita mempunyai dua set soal yang bertujuan mengukur hasil belajar yang sama. Setelah diujicobakan, skor kedua set soal itu dikorelasikan dan bila hasilnya signifikan, kedua set soal itu reliable. Teknik terakhir dilakukan bila kita hanya mempunyai satu set soal yang diujicobakan sebanyak dua kali kepada dua kelompok yang tingkat kemampuannya dianggap sama. Bila hasil korelasinya signifikan, tes itu reliable.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan reliabilitas soal. Pertama, kita harus membuat soal yang mampu membedakan siswa yang kurang pandai dan yang pandai. Artinya, kita harus membuat soal yang kemungkinan bisa dijawab dengan benar oleh siswa pandai, tetapi tidak oleh siswa yang kurang pandai. Cara kedua adalah dengan tidak terlalu banyak memberi kebebasan kepada peserta tes. Dalam tes writing, misalnya, bila kita memberikan 3 judul dan siswa memilih satu judul yang harus dikembangkan, kemungkinan besar hasil tes tidak reliable karena tulisan yang dihasilkan siswa sangat beragam sehingga penyekorannya sulit untuk konsisten. Cara ketiga adalah dengan memberi perintah yang jelas dan mudah difahami peserta tes. Tidak boleh terjadi peserta tes menjawab salah karena perintahnya tidak jelas. Cara keempat adalah dengan memastikan soal yang diberikan dapat dibaca dengan baik oleh peserta tes. Cetakan atau ilustrasi yang kurang jelas harus dihindari. Cara kelima adalah dengan membuat peserta tes mengenal format dan teknis tes. Misalnya, jika tes menggunakan jawaban komputer, peserta tes harus mengetahui bagaimana cara menghitamkan dan membetulkan kesalahan yang terjadi. Bila tes disampaikan melalui Internet seperti Internet Based TOEFL, peserta tes harus diberi pemanasan dulu agar mengenal format tes yang diberikan. Cara lainnya adalah dengan memberi suasana tes yang nyaman dan tak mengganggu konsentrasi, membuat soal yang sebisa mungkin obyektif, memberi kunci jawaban yang rinci bagi para penilai terutama untuk menilai writing dan speaking selain melatih terlebih dahulu para penilai tersebut.

Validitas adalah sejauh mana kesimpulan yang kita peroleh dari tes yang kita lakukan tepat dan bermakna sesuai dengan tujuan penilaian yang diinginkan. Dengan kata lain tes yang dibuat harus mampu mengukur aspek yang ingin diukur. Jika kita ingin mengukur keterampilan berbicara, tes yang kita kembangkan harus mampu mengukur kemampuan berbicara, bukan keterampilan menulis. Contohnya, tes speaking yang meminta siswa memilih jawaban yang benar dari pertanyaan, “How do you do!” dengan pilihan: a) How do you do, b) Very well, thanks, dan c) Nice to meet you akan kurang valid dibanding dengan tes wawancara dimana pewawancara belum mengenali peserta wawancara dan berinisiatif memperkenalkan diri dengan ungkapan “Hi, my name’s is John, What’s your name?” Bila siswa dapat menjawab, “Hi, Tony. My name is Tony”. Pewawancara lalu meneruskan, “How do you do!” dan menunggu respon yang akan muncul dari peserta tes.
Ada beberapa jenis validitas yang sering dibicarakan dalam teori penilaian. Yang pertama adalah validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi bila isi tes disusun oleh butir-butir tes yang merepresentasikan kompetensi atau keterampilan berbahasa. Dalam kurikulum pembelajaran bahasa Inggris di sekolah menengah, model kompetensi berbahasa yang diadopsi adalah model yang dikembangkan oleh Celce-Murcia dan kawan-kawan (1995:27).  yang terdiri dari lima komponen, yaitu kompetensi sosiokultural (disebut juga kompetensi sosiolinguistik), kompetensi wacana, kompetensi linguistik, kompetensi aksional, dan kompetensi strategis. Kompetensi sosiokultural  adalah pengetahuan yang berhubungan dengan konteks yang mempengaruhi apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya. Faktor kontekstual mencakupi siapa saja yang terlibat dalam pembicaraan (usia, status sosial) situasi (topik yang dibicarakan, tempat pembicaraan dilakukan), sedangkan ketepatan gaya merupakan kesepakatan mengenai kesantunan (misalnya undak usuk basa untuk Bahasa Sunda) dan variasi bahasa (bahasa hukum, bahasa teknik, dll). Sementara faktor budaya mencakupi dialek, pengetahuan lintas budaya, pengetahuan latar (background knowledge), dan komunikasi non-verbal seperti bahasa tubuh).
Kompetensi aksional adalah pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami tujuan komunikatif dengan melakukan dan menafsirkan tindak tutur dan serangkaian tindak tutur. Kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan mengenai tindak tutur yang dibutuhkan dalam komunikasi interpersonal seperti salam dan perpisahan, berkenalan, menyampaikan informasi dan mengungkapkan gagasan kepada orang lain. Kompetensi linguistik mencakupi leksis, fonologi, morfologi dan  juga sintaksis. Kompetensi strategis merupakan keterampilan dalam mengatasi masalah komunikasi atau kekurangan dalam kompetensi lain (Celce-Murcia et.al. 1995:27). Kompetensi wacana (discourse competence) bagi Celce-Murcia dkk menggabungkan kohesi dan koherensi yang diperlakukan secara terpisah oleh Bachman dan Palmer. Kompetensi strategis terdiri dari strategi menghindar seperti menjauhi topik pembicaraan, strategi pencapaian, dan self monitoring seperti memperbaharui dan memparafrase. Kedalam kompetensi ini dimasukan pula strategi interaksional seperti meminta bantuan, menjelaskan dan mengecek apakah pendengar memahami apa yang telah dikatakan. Model kompetensi komunikatif itu dapat dilihat dalam diagram di bawah ini.

Validitas yang kedua berkaitan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan. Artinya, sebuah tes dikatakan valid jika hasil yang diperoleh sejalan dengan hasil tes yang diperoleh oleh penilaian lain yang independen dan andal. Validitas jenis ini terdiri dari concurrent validity dan predictive validity. Yang pertama terjadi ketika tes yang divalidasi dan tes yang digunakan sebagai kriteria diteskan secara bersamaan dan hasilnya memiliki korelasi yang tinggi. Predictive validity merupakan kemampuan sebuah tes memprediksi kemampuan peserta tes di masa yang akan datang. Tes TOEFL dapat dikatakan mempunyai predictive validity, karena bila seseorang memiliki skor TOEFL rendah, katakan 450, sementara rata-rata universitas di Amerika Serikat menghendaki skor 550, memaksakan untuk sekolah di negeri Paman Sam tersebut dapat dipastikan ia tak akan dapat mengikuti kuliah dengan baik atau bahkan gagal sama sekali. Validitas yang ketiga adalah validitas konstruk (construct validity). Konstruk merupakan teori, hipotesis atau model yang berusaha menjelaskan gejala yang teramati di lingkungan kita seperti kompetensi berbahasa atau motivasi. Jika konstruk kompetensi berbahasa yang diadopsi adalah model Celce-Murcia dkk (1995:27), tes yang disusun dapat dikatakan memiliki validitas konstruk apabila mengetes kompetensi sosiokultural, kompetensi linguistik, kompetensi aksional, kompetensi strategis dan kompetensi wacana.

Validitas yang keempat adalah validitas perwajahan (face validity). Bila tes yang kita kembangkan memiliki validitas perwajahan, peserta tes akan melihat tes itu fair, relevan, dan bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan berbahasanya. Dengan kata lain, bagi peserta dan pelaksana tes, tes itu kelihatan bonafid, berwibawa, mengukur keterampilan yang diperuntukannya, tidak ada kesalahan ketik, ilustrasi, kasetnya jernih, kemasannya dan tata letaknya menarik.

Prinsip tes yang baik keempat adalah keotentikan (authenticity), yaitu tingkat  kesejalanan antara ciri-ciri sebuah tes bahasa dengan fitur-fitur tugas-tugas bahasa yang akan dilakukan dalam bahasa target. Dengan kata lain, bahan atau tugas yang diteskan harus mencerminkan kenyataan yang akan dihadapi dalam kondisi nyata di lapangan. Jika dalam kehidupan sehari-hari kita membaca teks-teks naratif, deskriptif, prosedur, iklan, pengumuman, surat formal, atau laporan, dalam tes pun jenis-jenis teks itu sebisa mungkin terwakili. Keotentikan juga mencakupi tingkat kesukaran tatabahasa, kompleksitas kalimat, serta panjang pendek teks harus seperti apa adanya tidak dipermudah atau diperpendek. Soal yang diteskan pun harus sejalan dengan situasi lapangan. Jika dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan proses skimming, scanning, summarising dan concluding, keempatnya harus ditanyakan di dalam tes. Agar keotentikan meningkat, bahasa yang digunakan harus sealamiah mungkin, butir soal yang dibuat harus kontekstual, topik yang dipilih harus menarik bagi siswa, butis soal dikelompokan secara tematis, dan tugas yang diberikan harus merupakan tugas yang banyak ditemukan dalam dunia nyata.

Selain keempat prinsip di atas, validitas tes juga mencakupi validitias konsekuensial. Artinya, dampak tes bagi peserta tes, guru, sekolah, pemerintah dan masyarakat harus dipertimbangkan. Dampak yang ditimbulkan tes dikenal dengan nama washback (dampak balik), yaitu dampak tes terhadap pembelajaran, terutama persiapan menjelang tes. Menjamurnya lembaga bimbingan belajar, les privat, serta buku-buku persiapan UAN, persiapan SNMPTN, persiapan tes STAN, persiapan tes CPNS, dan sejenisnya merupakan salah satu fenomena dampak balik. Jika setelah ada sertifikasi guru banyak ditemukan lembaga yang menjual RPP, sertifikat seminar dan pelatihan dan bahkan produsen ijasah, itu juga merupakan washback dari sertifikasi guru. Yang harus diingat bukan berarti dampak balik itu selalu jelek. Kita harus mampu menghasilkan washback atau dampak balik yang positif. Jika kita melakukan tes formatif dan ditemukan kelemahan siswa dalam belajar atau kelemahan guru mengajar dan kita berusaha memperbaikinya, tes yang kita susun telah menghasilkan dampak balik yang positif. Sebaliknya, jika setelah mengikuti tes siswa malah tidak mengubah gaya dan target belajarnya dan ketika dites lagi hasilnya tetap tidak lulus, tes yang kita kembangkan tidak memberikan dampak balik apapun. Jika kita sering menemukan kursus persiapan TOEFL, Cambridge First Certificate, GRE, iBT, atau SAT, kursus itu muncul sebagai dampak balik dari adanya tes-tes tersebut.

Prinsip penilaian lainnya adalah terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Penilaian juga harus terbuka. Artinya, prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan baik siswa, guru, pemerintah maupun masyarakat. Penilaian harus menyeluruh dan berkesinambungan, yaitu bahwa penilaian oleh pendidik mencakupi semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Penilaian juga harus sistematis, yaitu dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Penilaian harus beracuan kriteria,yaitu penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Terakhir, penilaian harus akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.


Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, terlebih dahulu kita harus menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran dapat berupa tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai pada akhir pembelajaran, tujuan instruksional umum yang ingin dicapai pada akhir unit atau semester, tujuan kurikuler yang ingin dicapai oleh mata pelajaran yang kita ajarkan, tujuan lembaga seperti perbedaan tujuan kurikulum SD, SMP, SMA dan universitas, serta tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam UUD ’45, yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dalam kaitan dengan mata pelajaran bahasa Inggris, tujuan pembelajaran tercermin pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai. SK dan KD diperinci menjadi keterampilan-keterampilan atau perilaku yang dapat diukur yang disebut indikator. Oleh karena pada akhir pembelajaran siswa harus mampu menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagaimana diperlihatkan dalam indikator, saat kita melakukan pengukuran hasil belajar siswa,

Sabtu, 10 Desember 2016

ALAT BANTU PENGISIAN RAPORT K13 THN 2016 ( FINISH)

cover
Sejak di susun, aplikasi pengolah nilai dan penyusunan raport telah beberapa kali mengalami perubahan. Versi sebelumnya:
  1. 2016.11.18
  2. 2016.11.20
  3. 2016.11.29 (perbaikan penghitungan nilai akhir dan penghilangan barcode)
Saat ini telah terbit versi hasil revisi terbaru, yakni versi 2016.12.03. Apa yang baru di versi 2016.12.03?
  1. Barcode, baik pada menu Raport per Siswa dan menu Raport per 10 Siswa telah dihilangkan;
  1. Perbaikan penghitungan Nilai Penilaian Harian (NPH) pada tiap KD;
  1. Rumusan kompetensi dasar yang disederhanakan;
Bagaimana kalau diantara bapak/ibu dan atau guru sasaran telah melakukan input data pada aplikasi versi sebelumnya, apakah harus lakukan input ulang pada aplikasi hasil revisi? Iya, pakai cara mudah tanpa harus ketik ulang, yaitu dengan cara copy data di aplikasi versi sebelumnya lalu paste datanya ke aplikasi yang baru.
menu-utama
FAQ:
  1. Saya coba lakukan pencetakan, tapi kenapa hasil cetakan terpotong, tidak sesuai dengan tampilan Print Preview. Ini terjadi diakibatkan karena aplikasi di buka pada MS Office Excel versi 2007. Solusinya, disarankan memanfaatkan MS Office Excel versi 2010, 2013, atau 2016;
  2. Saya sudah lakukan input data pada aplikasi, lalu saya close. Beberapa saat kemudian saya buka lagi aplikasinya, kok datanya kosong lagi, kenapa ya? Pertama, bisa jadi lupa di save. Cara savenya seperti biasa memanfaatkan MS Excel dengan klik File > Save atau Ctrl+S. Kedua, bisa juga diakibatkan oleh tidak dilakukan proses extract file dari folder zip/rar, sehingga ketika setelah diisikan, data tidak tersimpan. Harusnya, file di extract terlebih dahulu setelah itu isikan data pada file hasil extract dalam bentuk MS Excel. Ketiga, ini barangkali yang banyak terjadi, ketika Alat Bantu pertama kali di buka Bapak/Ibu mengabaikan Security Warning dengan tidak mengklik enable content. Harusnya ketika muncul warning tersebut enable content di klik.
  3. Apakah semua kolom nilai yang tersedia pada aplikasi harus di isi? Tidak! Hanya isi kolom-kolom yang berdasarkan program semester dan pemetaan KD, KD tersebut muncul dan diajarkan di semester ini.
  4. Untuk mapel PPKn, saya sudah isikan nilai keterampilan KD 4.1, 4.2, dan 4.4. Ketika lihat di raport deskripsinya sama antara yang tertinggi dan terendah, kenapa ya? Lihat kembali apakah nilai akhir yang diisikan pada tiap KD sama atau berbeda, bisa jadi itu diakibatkan oleh nilai yang diisikan pada semua KD sama.
  5. Bisa gak barcodenya dihilangkan? Barcode sebetulnya berisi pernyataan copyright. Namun demikian, baiklah saya hilangkan. Pada versi sebelumnya (2016.12.29) sebetulnya barcode pada menu Raport per 10 Siswa sudah dihilangkan, halaman ini diperuntukan untuk proses pencetakan. Sehingga, jika proses pencetakan memanfaatkan fitur ini dipastikan barcode sudah tidak ada. Tapi, ternyata masih banyak yang melakukan proses pencetakan pada halaman Raport per Siswa, ketika melakukan cetak melalui menu ini, iya benar barcode masih ada. Pada versi 2016.12.03 ini semua barcode baik dari menu Raport per Siswa ataupun menu Raport per 10 Siswa telah dihilangkan.
  6. Mau tanya rumus excel seperti yang kang Edi buat di aplikasi raport K13 penggunaan rumusnya pakai fungsi IF ditambah apa lagi kang? Boleh share ilmunya? Terima kasih sebelumnya. Boleh, tapi kayaknya gak akan jelas kalau dijelaskan via whatsapp/sms/telepon, penjelasannya akan panjang dan perlu praktik.
  7. “Pa sy mau tnya bagaimana cara mengganti nm bp sm fotonya⁠⁠⁠⁠?” Hihihi… jawabnya senyum aja deh ….
data-dasar
Di bawah ini video tutorial Alat Bantu Pengolah Nilai dan Penyusunan Raport K13 SD:

Panduan Pengguna Kelas Maya




Kelas Maya merupakan salah satu fitur di portal Rumah Belajar yang dibangun untuk menghadapi tantangan pendidikan abad 21 ini yaitu pendidikan dengan proses pembelajaran yang interdisiplin dan holistik; mampu menyelesaikan dan beradaptasi dengan berbagai permasalahan; proses belajar mengajar berpusat pada siswa, partisipatif, dan interaktif; berbasis penelitian dan berorientasi kerja; koheren, progresif, dan bercermin pada lingkungan. Proses pembelajaran ini dapat dijalankan apabila  didukung dengan pemanfaatan TIK sebagai alat bantu.

Peran guru dalam proses pembelajaran yang mengintegrasikan TIK diharapkan sebagai fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar serta dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar. Sementara itu, peran siswa dalam proses pembelajaran yang mengintegrasikan TIK memungkinkan siswa menjadi partisipan aktif; menghasilkan dan berbagi (sharing) pengetahuan/keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin sebagaimanalayaknya seorang ahli, belajar secara individu dan berkolaboratif dengan siswa lain. Semua proses pembelajaran tersebut, disediakan dalam Kelas Maya Rumah Belajar.

Ada dua hal yang perlu dilakukan guru di Kelas Maya, yaitu membuat materi ajar dan mengelola kelas maya. Untuk melakukan kedua hal tersebut, guru dapat mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan di dalam buku panduan ini.

 

A.   LOGIN


Langkah pertama yang harus dilakukan guru untuk masuk ke Kelas Maya yakni mendaftarkan diri sebagai guru di Kelas Maya dengan mengakses aplikasi Rumah Belajar Kelas Maya, pada alamat berikut: http://belajar.kemdikbud.go.id/kelasmaya. Pendaftaran dilakukan pada menu login yang muncul pada halaman muka, yang akan ditemui oleh pengguna saat pertama kali dengan tampilan sebagai berikut:
Jika guru sudah pernah mendaftar, maka ikuti langkah berikut untuk membuka kelas maya:
1.    Buka alamat aplikasi : http://belajar.kemdikbud.go.id/kelasmaya
2.    Masukkan username dan password pada kolom yang disediakan, lalu klik tombol “Masuk

B.   REGISTRASI

Menu Registrasi merupakan menu yang dapat diakses langsung dari halaman login, untuk anonymous user (pengguna yang tidak dikenal atau pengguna baru) yang ingin melakukan registrasi ke dalam aplikasi, yaitu untuk mendaftar sebagai guru atau mendaftar sebagai siswa. Ikuti langkah-langkah berikut:
1.    Buka alamat aplikasi : http://belajar.kemdikbud.go.id/kelasmaya
2.    Klik tombol “Daftar Sekarang! Gratis!”
3.    Halaman pilihan registrasi yang muncul adalah seperti pada gambar berikut.

Registrasi Guru


4.    Klik “Daftar Sebagai Guru” untuk mendaftar sebagai guru.
5.    Lengkapi data asal Provinsi, Kabupaten, Jenjang, dan Sekolah, lalu klik tombol “Simpan Pilihan”
6.    Lengkapi data Nama Depan, Nama Belakang, NUPTK, Username, Password, dan konfirmasi password, lalu klik tombol “Daftar”
7.    Tunggu selama beberapa saat hingga akun Anda selesai dipersiapkan, lalu lakukan login kembali ke dalam aplikasi Rumah Belajar Kelas Maya dengan akun yang baru.
8.    Setelah login berhasil dilakukan, tandai mata pelajaran yang diajar, lalu klik tombol “Simpan Pilihan”

C.   HALAMAN AWAL

Halaman awal muncul setelah pengguna berhasil melakukan login sebagai guru, berisi daftar materi ajar dan kelas maya yang telah dibuat, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
1.       Untuk memilih materi ajar yang diinginkan, klik  tombol Kelola Materi Ajar kemudian klik salah satu Materi Ajar yang diinginkan. Mata pelajaran yang sudah dipilih akan muncul pada halaman awal ini.
2.       Jika guru belum membuat kelas maya, maka pada kolom Kelas Maya yang Diajar belum ada daftar kelas maya. Jika kelas maya sudah dibuat, maka pada kolom ini akan muncul daftar kelas maya. Untuk membuka kelas maya, Klik salah satu Kelas Maya yang diinginkan (yang terdapat pada daftar kelas maya) untuk langsung menuju halaman Kelola Kelas Maya yang bersangkutan.
  

BAB 2        MATERI AJAR

Menu Materi Ajar berisi halaman untuk mulai membuat materi ajar yang baru atau mengelola materi ajar yang telah dibuat.

A.   Membuat Materi Ajar
1.    Untuk membuat materi ajar, klik menu Materi Ajar.
2.    Pilih Mata Pelajaran yang ingin dibuat materi ajarnya.
3.    Selanjutnya akan muncul preview daftar topik yang tersedia untuk mata pelajaran tersebut. Klik tombol “Buat Materi Ajar Ini” untuk membuat materi ajar.
4.    Dari jendela konfirmasi yang muncul, klik OK untuk melanjutkan.
5.    Di halaman selanjutnya, yaitu halaman Ubah Materi Ajar, nama dari Materi Ajar secara default adalah sama dengan nama mata pelajaran. Anda dapat melakukan perubahan untuk judul nama materi ajar maupun deskripsi dari mata pelajaran tersebut. Klik tombol Simpan untuk menyimpan.

6.    Status publikasi bisa dicentang jika guru telah selesai membuat seluruh konten materi ajar pada topik yang dipilihnya dan ingin agar siswa dapat melihat materi ajar tersebut. Secara default, status publikasi berada dalam kondisi tidak tercentang.
7.    Tombol Kelola Ujian adalah fitur untuk guru jika sudah ingin membuat soal ujian untuk materi yang sudah dipilih, untuk ujian evaluasi pembelajaran satu semester atau tergantung jumlah topik yang diisi konten materi oleh guru.
8.    Tombol Kelola Penilaian merupakan fitur yang digunakan guru untuk menentukan bobot atau presentase nilai ujian dan nilai topik.
9.    Tombol Daftar Nilai berisi daftar peserta didik yang sudah mengerjakan ujian dan menyelesaikan topik yang dipilihnya.
10.  TopikAjar berisi daftar topik yang bisa diisi oleh guru dengan konten materi ajar yang diinginkan. Klik salah satu topik yang ingin dibuat Modul Ajarnya. Guru dapat memilih lebih dari satu topik untuk diisi materi ajar secara lengkap.

 

B.   Mengelola Rencana Pembelajaran


Rencana pembelajaran merupakan kontrak belajar yang akan dibaca siswa pada saat pertama kali memilih mata pelajaran pada guru yang diinginkan. Setelah guru memilih topik yang ingin diisi materi ajarnya, akan muncul tampilan berikut:

Terdapat 4 (empat) alur yang harus diisi oleh guru. Untuk menulis deskripsi pada setiap alur, klik tombol Ubah, kemudian tuliskan deskripsi yang diinginkan.
1.    Pengantar         : berisi tujuan mempelajari topik, apersepsi tentang topik yang akan dipelajari dan kuis yang terkait, serta arahan kepada siswa untuk membaca petunjuk belajar sebelum mulai membaca materi ajar.
2.    Kegiatan Awal  : berisi penjelasan tentang  materi awal yang terdapat pada modul ajar, serta petunjuk belajar yang harus diikuti siswa setelah membaca materi pada modul ajar.
3.    Kegiatan Inti     : berisi penjelasan tentang materi ajar yang lebih lengkap, serta petunjuk belajar yang harus diikuti siswa setelah membaca materi pada modul ajar.
4.    Kegiatan Akhir : berisi penjelasan tentang umpan balik, evaluasi, dan tugas/proyek yang akan diberikan dalam modul ajar.

Tombol Aktifkan  digunakan oleh guru jika topik yang dipilih guru sudah terisi secara lengkap hingga pengisian latihan. Setelah tombol diaktifkan, maka siswa dapat melihat materi ajar yang ditulis oleh guru.  Jika sudah ada siswa yang mengikuti kelas maya dan memilih materi ajar ini, maka tombol Non Aktifkan tidak akan berfungsi.

C.   Mengelola Modul Ajar

Langkah selanjutnya setelah melakukan pengisian pada Rencana Pembelajaran adalah mengisi Modul Ajar. Untuk mengisi Modul Ajar, ikuti langkah-langkah berikut:

Klik menu “Modul Ajar” untuk mulai membuat dan mengelola modul ajar.

2.    Modul Ajar terdiri atas beberapa tahap materi modul ajar yang harus diisi, antara lain: Identitas, Pengantar, Kegiatan Awal,  Kegiatan Inti, dan Kegiatan Akhir.
3.    Klik salah satu tahap tersebut, lalu mulailah mengisi layar editor yang tersedia dengan konten yang diinginkan, lalu klik tombol “Simpan”.
4.    Tombol Tampilkan Preview digunakan untuk melihat tampilan modul ajar pada layar siswa.
5.    Tombol Aktifkan digunakan untuk mengaktifkan modul ajar yang sudah diisi materi ajar secara lengkap. Dengan mengaktifkan modul ajar ini, maka siswa dapat melihat modul ajar yang sudah dibuat oleh guru.
-          Pada bagian Identitas terdapat dua kolom yang harus diisi yakni Indikator Pencapaian Kompetensi dan Deskripsi. Kedua kolom ini harus diisi, karena akan dibaca oleh siswa pada halaman awal Materi Belajar dan Kelas Maya.
-          Pengantar, diisi dengan tujuan pembelajaran, apersepsi (bisa disertai dengan media, seperti: gambar, animasi, maupun video), serta petunjuk belajar.
-          Kegiatan Awal, diisi dengan materi pembuka sesuai dengan indikator atau tujuan pembelajaran yang sudah dituliskan sebelumnya, serta petunjuk belajar yang mengarahkan siswa pada diskusi 2-2 di kelas maya. Deskripsi materi dapat disertai dengan media, seperti: gambar, animasi, maupun video.
-          Kegiatan Inti, diisi dengan materi pelengkap atau materi inti sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dituliskan sebelumnya, serta petunjuk belajar yang mengarahkan siswa pada diskusi 4-4 di kelas maya. Deskripsi materi dapat disertai dengan media, seperti: gambar, animasi, maupun video.
-          Kegiatan Akhir, berisi kesimpulan materi yang telah diberikan serta petunjuk belajar yang mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas dan latihan.
6.    Anda juga dapat menambahkan file-file tambahan untuk melengkapi modul ajar yang dibuat, melalui panel Koleksi Pribadi, Katalog Media, dan Tautan.

a.     Koleksi Pribadi

Koleksi Pribadi adalah panel untuk mengunggah dan mengelola file-file pribadi dari komputer Anda ke Aplikasi Rumah Belajar Kelas Maya.
1)    Klik panel “Koleksi Pribadi” dan tombol “Kelola” di dalam panel Koleksi Pribadi, sehingga muncul jendela kelola koleksi pribadi, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
2)    Klik tombol “Unggah Koleksi Pribadi” untuk menggunggah file. Lengkapi nama file dan pilih dokumen yang tersedia dalam komputer/laptop yang akan diunggah, kemudian klik tombol “Unggah”.
3)    Tutup jendela Kelola Koleksi Pribadi untuk kembali ke halaman Modul Ajar.
4)    Tarik dengan mouse nama file dari panel Koleksi Pribadi lalu lepaskan di atas konten layar editor yang diinginkan.

b.    Media Lainnya

Media lainnya merupakan panel yang berisi media-media yang sudah diunggah oleh guru-guru lain pada mata pelajaran yang sama.
1)    Klik panel “ Media Lainnya”, sehingga muncul daftar media yang sudah diunggah oleh guru lain dengan mata pelajaran yang sama. Seperti yang terlihat pada gambar berikut:
2)    Tarik dengan mouse nama file yang ingin disisipkan pada materi, lalu lepaskan di atas konten layar editor yang diinginkan.

c.    Tautan

Tautan adalah panel untuk mendaftarkan alamat-alamat tautan yang berhubungan dengan materi dari modul ajar yang sedang dibuat, sebagai bahan bacaan referensi.
1)    Klik panel “Tautan” dan tombol “Kelola” di dalam panel Tautan, sehingga muncul jendela kelola Tautan seperti pada gambar berikut.
2)    Klik tombol “Tambah Baru”
3)    Lengkapi nama, link, dan nomor urut dari tautan yang ingin dimasukkan, lalu klik tombol Simpan.
4)    Tarik dengan mouse nama tautan yang diinginkan, lalu lepaskan di atas konten layar editor yang diinginkan.

5)    Klik tombol “Tampilkan Preview” untuk melihat tampilan preview dari modul ajar yang dibuat. Klik tombol “Tampilkan Editor” untuk kembali ke layar editor.

D.   Mengelola Latihan

Latihan adalah aktivitas berupa soal-soal yang dapat dijawab oleh siswa secara mandiri, ketika siswa tersebut membaca suatu Modul Ajar di Materi Belajar.
1.    Klik menu “Latihan” untuk mulai membuat dan mengelola soal-soal latihan.
2.    Soal-soal latihan dapat dibuat dalam bentuk beberapa jenis paket soal. Paket-paket soal akan diacak sehingga setiap siswa mengerjakan paket soal secara random dari daftar paket soal yang sudah dibuat oleh guru. Jumlah soal pada masing-masing paket tidak dibatasi, sesuai dengan kebutuhan guru.
3.    Klik tombol “Buat Paket Soal Latihan” pada paket soal yang diinginkan, untuk mulai membuat paket soal latihan.
4.    Jenis soal terbagi menjadi tiga, yaitu: Pilihan Ganda, Benar atau Salah, dan Menjodohkan. Guru dapat membuat soal dengan jenis manapun, sesuai dengan kebutuhan.
5.    Untuk membuat soal pilihan ganda, klik menu “Pilihan Ganda” dan klik tombol “Tambah Soal Pilihan Ganda”.
6.    Isilah kolom-kolom yang muncul, mencakup: Stimulus (bersifat opsional, boleh diisi boleh tidak), Pertanyaan, Jawaban Benar, Jawaban 1, Jawaban 2, Jawaban 3 (bersifat opsional, boleh diisi boleh tidak); lalu klik tombol “Simpan”.
-          Stimulus: dapat berupa paragraf, gambar atau tabel yang menunjang pertanyaan. Jika soal yang akan ditulis tidak memerlukan hal-hal tersebut, maka guru bisa langsung menulis pertanyaan pada kolom pertanyaan. Perhatikan contoh stimulus berikut ini:
-          Pertanyaan: ditulis dengan pokok pertanyaan atau soal yang akan ditampilkan.
-          Jawaban benar: ditulis dengan pilihan jawaban yang dianggap benar.
-          Jawaban 1, Jawaban 2, Jawaban 3: ditulis dengan pilihan jawaban lain sebagai pengecoh.
7.    Untuk membuat soal Benar atau Salah, klik menu “Benar Salah” dan klik tombol “Tambah Soal Benar Salah”.
8.    Lakukan pengisian kolom-kolom yang diperlukan untuk membuat soal benar salah, dalam hal ini yaitu: Stimulus, Pertanyaan, Jawaban benar (apakah yang benar Jawaban 1 atau Jawaban 2), Jawaban 1, Jawaban 2.
-          Stimulus: dapat berupa paragraf, gambar atau tabel yang menunjang pertanyaan. Jika soal yang akan ditulis tidak memerlukan hal-hal tersebut, maka guru bisa langsung menulis pertanyaan pada kolom pertanyaan.
-          Pertanyaan: diisi dengan kalimat pernyataan yang mudah dipahami oleh siswa.
-          Jawaban benar: jika yang benar Jawaban 1 maka tuliskan benar/salah sesuai dengan kalimat pernyataan yang ditulis pada kolom pertanyaan. Misalnya: jika kalimat pernyataan adalah salah, maka pada Jawaban 1 dituliskan “Salah” dan pada Jawaban 2 dituliskan “Benar”.
9.    Untuk membuat soal Menjodohkan, klik menu “Menjodohkan” dan klik tombol “Tambah Soal Menjodohkan”.
10.  Lakukan pengisian kolom-kolom yang diperlukan untuk membuat soal benar salah, dalam hal ini yaitu: Stimulus, Pertanyaan, Pilihan, Pasangan, dan Pengecoh.
11.  Lakukan secara berulang pembuatan soal sebanyak jumlah soal yang diinginkan, pada jenis soal yang diinginkan.
12.  Klik tombol “Publikasikan” untuk mempublikasikan paket soal tersebut ke dalam daftar soal latihan yang akan diacak untuk dikerjakan oleh siswa.


E.    Mengaktifkan Topik Materi Ajar

1.    Setelah selesai membuat konten modul ajar dan soal latihan untuk salah satu topik materi ajar, Anda dapat mengaktifkan topik tersebut, untuk menandai bahwa topik itu akan muncul di layar siswa yang ingin melihat materi ajar yang Anda buat.

F.    Mempublikasikan Materi Ajar

1.    Jika Anda telah selesai mengisi seluruh konten Modul Ajar untuk semua topik yang ada di Materi Ajar Anda, maka Anda sudah bisa mempublikasikan Materi Ajar yang Anda buat, sehingga Materi Ajar tersebut dapat terlihat oleh Siswa dan dapat diikuti oleh Siswa.
2.    Kembali ke halaman Ubah Materi Ajar, centang kolom “Publikasikan”
3.    Klik tombol “Simpan”



























BAB 3         MEMBUAT KELAS MAYA


Menu Kelas Maya berisi halaman untuk mulai membuat kelas maya yang baru atau mengelola kelas maya yang telah dibuat.Kelas Maya hanya dapat dibuat jika guru sudah membuat Materi Ajar untuk Mata Pelajaran yang ingin dibuat kelas mayanya, dan Materi Ajar tersebut harus sudah memiliki status terpublikasi.

A.   Membuat Kelas Maya
1.    Untuk membuat kelas maya, klik menu Kelas Maya.
2.    Pilih Mata Pelajaran yang ingin dibuat kelas mayanya. Pastikan Anda sudah membuat Materi Ajar untuk Mata Pelajaran tersebut.
3.    Selanjutnya akan muncul preview daftar kelas maya yang sudah Anda buat untuk mata pelajaran tersebut. Klik tombol “Buat Kelas Baru” untuk membuat kelas maya.
4.    Lengkapi formulir yang muncul dengan informasi kelas maya yang ingin dibuat, lalu klik tombol “Buat Kelas Baru”.

 

B.   Mengubah Detail Kelas Maya

1.    Klik kelas maya yang baru saja berhasil dibuat. Klik tombol “Ubah Detail Kelas” untuk mengubah informasi detail kelas maya.

 

C.   Menutup Kelas Maya

1.    Jika dikarenakan suatu hal, Anda tidak jadi mengelola kelas maya yang baru saja Anda buat, Anda dapat menutup kelas tersebut dengan cara mengklik tombol “Tutup Kelas Ini”.
2.    Anda hanya dapat menutup suatu kelas maya dengan syarat bahwa kelas maya tersebut belum pernah dimulai (dengan kata lain, tanggal saat ini masih kurang dari tanggal dimulainya kelas maya tersebut).

D.   Mengelola Kelas Maya

1.    Klik tombol “Kelola Kelas Ini” untuk mulai mengelola kelas maya tersebut.
2.    Daftar topik yang muncul di halaman Daftar Topik Kelas Maya adalah semua topik yang sudah Anda aktifkan ketika Anda membuatnya di Materi Ajar. Secara default, topik tersebut dalam keadaan terkunci (dilambangkan dengan gambar gembok), dengan kata lain siswa tidak bisa membuka isi dari topik tersebut, sampai Anda membuka kuncinya.
3.    Klik topik yang ingin dikelola, maka akan muncul tampilan berikut:

a.    Mengelola Kuis

Kuis adalah aktivitas berupa soal-soal yang harus dijawab oleh siswa, sebelum siswa tersebut dapat melanjutkan membaca modul berikutnya. Pemberian kuis dikaitkan dengan Pengantar yang sudah dituliskan oleh guru pada Modul Ajar.
1)    Klik menu “Kuis” untuk mulai mengelola Kuis.
2)    Klik tombol “Kelola Soal Kuis” untuk membuat soal-soal kuis.
3)    Jenis soal terbagi menjadi tiga, yaitu: Pilihan Ganda, Benar atau Salah, dan Menjodohkan. Guru dapat membuat soal dengan jenis manapun, sesuai dengan kebutuhan.
4)    Untuk membuat soal pilihan ganda, klik menu “Pilihan Ganda” dan klik tombol “Tambah Soal Pilihan Ganda”.
5)    Isilah kolom-kolom yang muncul, mencakup: Stimulus (bersifat opsinal, boleh diisi boleh tidak), Pertanyaan, Jawaban Benar, Jawaban 1, Jawaban 2, Jawaban 3 (bersifat opsional, boleh diisi boleh tidak); lalu klik tombol “Simpan”.
6)    Untuk membuat soal Benar atau Salah, klik menu “Benar Salah” dan klik tombol “Tambah Soal Benar Salah”.
7)    Lakukan pengisian kolom-kolom yang diperlukan untuk membuat soal benar salah, dalam hal ini yaitu: Stimulus, Pertanyaan, Jawaban benar (apakah yang benar Jawaban 1 atau Jawaban 2), Jawaban 1, Jawaban 2.
8)    Untuk membuat soal Menjodohkan, klik menu “Menjodohkan” dan klik tombol “Tambah Soal Menjodohkan”.
9)    Lakukan pengisian kolom-kolom yang diperlukan untuk membuat soal benar salah, dalam hal ini yaitu: Stimulus, Pertanyaan, Pilihan, Pasangan, dan Pengecoh.
10) Lakukan secara berulang pembuatan soal sebanyak jumlah soal yang diinginkan, pada jenis soal yang diinginkan.
11) Klik tombol “Kembali”.
12) Klik tombol “Aktifkan” untuk mengaktifkan soal kuis yang telah dibuat, sehingga dapat dilihat oleh Siswa.

b.    Mengelola Diskusi 2-2

Diskusi 2-2 adalah aktivitas diskusi antar siswa yang melibatkan 2 orang siswa di dalam satu kelompok, dimana pasangan kelompok ini dipilih oleh system. Pertanyaan pada diskusi 2-2 terkait dengan materi yang dituliskan pada Kegiatan Awal di Modul Ajar.
1)    Klik menu “Diskusi 2-2” untuk mulai mengelola Diskusi 2-2.
2)    Klik tombol “Kelola Pertanyaan” untuk membuat soal yang akan didiskusikan siswa di aktivitas Diskusi 2-2.
3)    Klik tombol “Tambah Pertanyaan” untuk membuat pertanyaan diskusi.
4)    Tulis soal yang ingin didiskusikan di dalam diskusi 2-2 pada editor yang disediakan, lalu klik tombol Simpan.
5)    Jika ingin membuat soal lain, klik kembali tombol “Tambah Pertanyaan” dan ulangi langkah di atas. Paket-paket soal yang telah dibuat akan didistribusikan secara acak oleh sistem, sehingga masing-masing kelompok akan mendapatkan satu paket pertanyaan diskusi secara acak. Jika guru hanya membuat satu jenis paket pertanyaan diskusi saja, maka semua kelompok akan mendapatkan paket pertanyaan diskusi yang sama.


c.    Mengelola Diskusi 4-4

Diskusi 4-4 adalah aktivitas diskusi antar siswa yang melibatkan 4 orang siswa di dalam satu kelompok, dimana nama-nama siswa tersebut sudah dikelompokkan oleh sistem. Topik diskusi atau pertanyaan yang diberikan pada Diskusi 4-4 dikaitkaitkan dengan materi yang dituliskan guru pada Kegiatan Inti dalam Modul Ajar.
1)    Klik menu “Diskusi 4-4” untuk mulai mengelola Diskusi 4-4.
2)    Klik tombol “Kelola Pertanyaan” untuk membuat soal yang akan didiskusikan siswa di aktivitas Diskusi 4-4.
3)    Klik tombol “Tambah Pertanyaan” untuk membuat pertanyaan diskusi.
4)    Tulis soal yang ingin didiskusikan di dalam Diskusi 4-4 pada editor yang disediakan, lalu klik tombol Simpan.
5)    Jika ingin membuat soal lain, klik kembali tombol “Tambah Pertanyaan” dan ulangi langkah di atas. Paket-paket soal yang telah dibuat akan didistribusikan secara acak oleh sistem, sehingga masing-masing kelompok akan mendapatkan satu paket pertanyaan diskusi secara acak. Jika guru hanya membuat satu jenis paket pertanyaan diskusi saja, maka semua kelompok akan mendapatkan paket pertanyaan diskusi yang sama.

d.    Mengelola Tugas Proyek

Tugas Proyek adalah aktivitas yang dilakukan siswa berupa tugas untuk melakukan proyek yang berkaitan dengan topik yang dibahas pada Kelas Maya, baik bersifat individu maupun kelompok, tergantung kebutuhan guru.
1)    Klik menu “Proyek” untuk mulai mengelola Artikel.
2)    Buatlah soal di dalam editor yang telah disediakan, lengkapi tanggal deadline, lalu klik tombol “Simpan”.

E.    Membuka Kunci Topik Kelas Maya

1.    Setelah selesai membuat konten soal-soal untuk aktivitas kelas maya dan sudah ingin memperlihatkan isi topik itu kepada Siswa, Anda dapat membukakunci dari topik tersebut, dengan mengklik tombol “Buka Kunci”

F.    Membuat Ujian Semester

1.    Setelah selesai membuat konten aktivitas di setiap topik Kelas Maya, Anda dapat mengelola Ujian Semester, yang berisi daftar soal ujian yang akan dikerjakan oleh Siswa di akhir semester.
2.    Pada halaman yang berisi Daftar Topik Kelas Maya, klik tombol “Kelola Ujian Semester” yang terletak di sebelah kanan.
3.    Masukkan jumlah soal ujian yang ingin dibuat dan durasi pengerjaannya dalam satuan menit, lalu klik tombol Simpan.
4.    Soal-soal ujian semester dapat dibuat dalam bentuk beberapa jenis paket soal. Paket-paket soal akan diacak sehingga setiap siswa mengerjakan paket soal secara random dari daftar paket soal yang sudah dibuat oleh guru. Jumlah soal pada masing-masing paket tidak dibatasi, sesuai dengan kebutuhan guru.
5.    Klik tombol “Buat Paket Soal Ujian” pada paket soal yang diinginkan, untuk mulai membuat paket soal ujian.
6.    Jenis soal terbagi menjadi tiga, yaitu: Pilihan Ganda, Benar atau Salah, dan Menjodohkan. Guru dapat membuat soal dengan jenis manapun, sesuai dengan kebutuhan.
7.    Untuk membuat soal pilihan ganda, klik menu “Pilihan Ganda” dan klik tombol “Tambah Soal Pilihan Ganda”.
8.    Isilah kolom-kolom yang muncul, mencakup: Stimulus (bersifat opsinal, boleh diisi boleh tidak), Pertanyaan, Jawaban Benar, Jawaban 1, Jawaban 2, Jawaban 3 (bersifat opsional, boleh diisi boleh tidak); lalu klik tombol “Simpan”.
9.    Untuk membuat soal Benar atau Salah, klik menu “Benar Salah” dan klik tombol “Tambah Soal Benar Salah”.
10.  Lakukan pengisian kolom-kolom yang diperlukan untuk membuat soal benar salah, dalam hal ini yaitu: Stimulus, Pertanyaan, Jawaban benar (apakah yang benar Jawaban 1 atau Jawaban 2), Jawaban 1, Jawaban 2.
11.  Untuk membuat soal Menjodohkan, klik menu “Menjodohkan” dan klik tombol “Tambah Soal Menjodohkan”.
12.  Lakukan pengisian kolom-kolom yang diperlukan untuk membuat soal benar salah, dalam hal ini yaitu: Stimulus, Pertanyaan, Pilihan, Pasangan, dan Pengecoh.
13.  Lakukan secara berulang pembuatan soal sebanyak jumlah soal yang diinginkan, pada jenis soal yang diinginkan.
14.  Klik tombol “Publikasikan” untuk mempublikasikan paket soal tersebut ke dalam daftar soal ujian semester yang akan diacak untuk dikerjakan oleh siswa.

15.  Setelah selesai membuat paket soal yang dipublikasikan, klik tombol “Aktifkan Ujian Semester” jika Anda ingin mengaktifkan Ujian Semester tersebut, sehingga Ujian Semester tersebut bisa diikuti oleh siswa yang mendaftar Kelas Maya.




 


BAB 4         MENGAKSES SUMBER BELAJAR


Sumber Belajar merupakan portal yang berisi daftar seluruh materi belajar yang tersedia pada Aplikasi Rumah Belajar.
1.    Untuk mengakses Sumber Belajar, klik menu “Sumber Belajar”.
2.    Halaman yang muncul adalah halaman Sumber Belajar untuk mendapatkan contoh-contoh materi yang terdapat dalam Sumber Belajar.
.

BAB 5         MENGELOLA PROFIL


Menu Profil merupakan halaman yang berisi informasi umum mengenai identitas pengguna.
1.    Klik tombol “Profil Saya” yang terletak di bagian kanan atas.
2.    Klik tombol “Ubah Profil” untuk mengubah detail profil.
3.    Klik tombol “Cari” untuk mengunggah foto dari komputer Anda, lalu klik tombol “Unggah Foto”
4.    Klik tombol “Simpan” untuk menyimpan perubahan. jika anda memerlukan Bukunya Klik Disini