Pages

Kamis, 02 Mei 2019

SDN Tegalwangi dan Siswa Prestasi

Tahun 2019, Beberapa Event Kompetisi yang dilselenggarakan Dinas Pendidikan berupa FLSN, OSN, LCSP dan pentas PAI, Demikian pulan Melalui DISPORA dengan O2SN diberbagai jenjang dan tingkatan. Dengan bangga dan haru  SDN Tegalwangi dapat mewarnai di setiap lomba dengan beberapa siswa yang mendapat Juara. 
Berbeda dengan tahu 2018, SDN Tegalwangi belum bisa banyak membawa piala, Namun kami tetap bangga sebagai insan pendidikan yang dengan serba keterbatasan sarana prasarana dapat mendominasi OSN pada Lomba IPA dan Matematika, walau di tingkat Kota Cilegon belum berhasil. Karena motivasi kami adalah membuat mereka bangga dan membanggakan kedua orang tuanya.
Lain lagi dengan Pentas PAI, Kami punya siswa Bernama Fakih Rohman yang sudah berhasil mendapat juara MTQ di tingkat kecamatan dan tingkat Kota. Siswa ini pendiam kalem, tak banyak tingkah, Namun prestasinya patut di acungi jempol. 













Pada kesempatan ini kami ingin mencoba menguraikan bagaimana menjadi anak berprestasi dan membuat bangga sekolah dan kedua orangtuanya. 
Setiap orang tua sudah pasti menginginkan anknya menjadi orang yang berprestasi. Prestasi itu bisa berbentuk apa saja karena prestasi memiliki pengertian yang cukup luas dengan bagian-bagian tersendiri. Seorang anak dikatakan berprestasi manakala saat mereka memperoleh nilai terbaik disekolahnya, dan menjuarai berbagai macam perlombaan. Dalam kehidupan sosial sehari-hari juga bisa kita masukkan sebagai bagian-bagian dari prestasi.
Untuk mencetak agar kita memiliki siswa berprestasi, tentu tidak hanya sekolah dan guru yang mampu mewujudkan harapan tersebut, karena prestasi merupakan hasil pencapaian yang harus diproses sejak dini, dan belum bersetatus sebagai seorang siswa. Guru dan sekolah hanya sebagai lembaga pengasah potensi yang dimiliki oleh siswa, sementara orang tua bertugas untuk mengarahkan kemana potensi itu harus dikembangkan. Di dalam makalah ini akan dibahas tentang beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan untuk menciptakan seorang anak atau siswa yang berprestasi. Pada tahap awal pembahasan ini lebih difokuskan pada kehidupan keluaga yang seharusnya dapat menjadi sekolah pertama bagi anak atau siswa. Di sini keluarga diposisikan sebagai “lembaga pendidikan utama bagi anak” yang didalamnya harus senantiasa diajarkan prinsip-prinsip keteladanan, nilai-nilai etik serta sopan santun dalam pergaulan.
Demikian keberadaan keluarga, orang tua, maupun orang-orang yang ada disekeliling kita. Mereka semua dapat menjadi faktor pendukung yang akan menjadikan anak meraih prestasi dalam kehidupannya, tidak hanya prestasi akademik, melainkan juga dalam semua sisi kehidupan lain yang dijalaninya.
Pengertian Prestasi
Seseorang yang berprestasi senantiasa akan merasa bahagia, senang dan bangga. Sekalipun banyak pendapat mengenai prestasi beserta ukuran–ukuran yang dipakainya, namun yang tidak bisa kita pungkiri adalah keinginan setiap orang untuk menjadi manusia berprestasi merupakan suatu keinginan yang mutlak dan niscaya adanya. Mengukur prestasi siswa hanya dengan melihat keberhasilannya meraih nilai bagus dalam berbagai mata pelajaran yang diikuti merupakan suatu penilaian yang hanya ditunjukkan pada aspek kognififnya, padahal dalam dunia pendidikan ada aspek-aspek lain yang tidak boleh dilupakan, aspek-aspek itu antara lain menyangkut aspek kognitif siswa, aspek afektif, aspek behavioral, serta aspek spiritual. Keempat aspek ini harus senantiasa mendapatkan perhatian yang seimbang guna mendapatkan pemahaman yang menandai apa yang disebut prestasi. Untuk mengetahui prestasi pada aspek afektif dan aspek behavioral anda harus benar-benar paham bagaimana prasaan siswa. Mempelajari segala sesuatu dengan tujuan untuk mengetahui segala sesuatu itu, maka pelajaran itu hanya berhenti di taraf kognitif belaka. Pelajaran itu tidak bisa mempengaruhi siswa anda, apalagi mengubah keadaan yang terjadi disekitarnya. Demikian, sungguh ironis jika anda tetap mengukur prestasi seseorang hanya dari masalah-masalah yang bersangkutan dengan aspek kognitif, tanpa memperdulikan aspe-aspek lain seperti aspek afektif,behavioral, dan spiritual. Untuk mencetak siswa-siswi yang memiliki prestasi membanggakan, baik secara kognitif, afektif, behavioral, dan spiritual, maka hal utama yang perlu anda ketahui adalah adanya kesadaran anda untuk memahami secara mendalam prihal prestasi itu sendiri sebagaimana yang sudah diuraikan dari awal.
Peran Orang Tua Terhadap Prestasi anak
Rumah sebagai sekolah pertama bagi anak, tidak bisa disangkal keberadaannya. Keberhasilan anak bukan semata-mata lantaran keberhasilan sekolah itu sendiri, melainkan juga keberhasilan rumah tangga yang mampu menerapkan system atau suasana kehidupan yang benar-benar mendukung anak untuk belajar sehingga meraka dengan mudah menjadi siswa atau pelajar yang berprestasi. Agar anak anda menjadi sosok yang berprestasi dalam semua sisi kehidupan mereka, maka ada beberapa hal yang harus anda lakukan diantaranya :
  1. Ubahlah Visi Anda
Jika selama ini anda berpandangan bahwa sekolah adalah satu-satunya lembaga yang mampu mencetak manusia-manusia berkualitas dan berprestasi, maka ubahlah pandangan anda sekaligus visi anda tentang hal ini, bukan berarti mengharuskan anda bersikap apatis sehingga menjauh anak anda darinya. Tetapi, yang terpenting adalah bagaimana anda tidak sepenuhnya menyerahkan urusan anak anda pada lembaga.
  1. Rumah sebagai Sekolah Pertama
Perlu diketahui bahwa sekolah yang dimaksud disini bukanlah sekolah yang dengan sistem kelas yang menyediakan kurikulum yang begitu ketat. Hal yang terpenting adalah bagaimana anak dapat merasakan bahwa suasana yang terjadi dirumahnya dapat membantu mereka mendapatkan tambahan pengetahuan yang berguna bagi dirinya.
  1. Arahkan Agar Anak Belajar Secara Teratur
Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Demikian pula dengan anak juga memiliki kemampuan yang berbeda antara satu dan yang lain. Kemampuan ini salah satunya adalah menyangkut cara dan minat belajar mereka. Sebagai orang tua pasti menginginkan agar waktu yang digunakan untuk anak belajar atau mengerjakan tugas-tugasnya mereka dapat dilakukan dengan teratur tanpa harus memberi peringatan apalagi dengan paksaan untuk belajar.
  1. Jadikan Alam dan Lingkungan sebagai Laboratorium Utama
Menjadikan alam lingkungan sebagai laboratoium utama memiliki pengertian bahwa alam yang ada disekitar anda dapat dijadikan sebagai sarana memperkenalkan berbagai nilai kearifan kepada anak. Dengan demikian jika anak sudah mulai mengeyam dunia pendidikan disekolah, maka rumah anda dapat dijadikan sarana eksperimentasi dari beberapa mata pelajaran yang dipelajari disekolah. Ibarat, jika disekolah anak belajar setumpuk teori, maka dirumah adalah tempat, dimana teori itu akan diuji kebenarannya.
  1. Saat yang Tepat Memperkenalkan Anak dengan Tuhannya.
Selama anda menyadari bahwa rumah anda dapat dijadikan sekolah, laboratorium dan sebagai orang tua, anda juga bertugas menjadi seorang guru, pembimbing, dan pelatih. Dimana anda mencoba memperkenalkan secara lbih dekat antara dia dengan tuhannya, kitab suci dan agamanya. Memperkanalkan anak dengan tuhannya dapat anda dilakukan dengan, mengajarinya mengaji, sholat, berdoa ketika hendak makan, hendak tidur dan lain sebagainya yang bersangkutan dengan agama.
  1. Jangan Persoalkan Kenakanlan Anak Anda
Kenakalan sesungguhnya merupakan salah satu bagian dari perkembangan kecerdasan anak yang perlu mendapat pendampingan, bimbingan, dan pengarahan agar fase kecerdasannya menjadi semakin terpupuk sehingga kelak akan mengantarkan menjadi pribadi yang berprestasi.
  1. Jadikan Agar Anak Disiplin
Tujuan orang tua maupun guru untuk mengajarkan dan menanamkan sikap disiplin pada dasarnya anak lebih memiliki daya control yang kuat dan senantiasa terlatih dalam memanfaatkan waktu yang dimilikinya.

Peran Guru dan Sekolah dalam Mencetak Siswa Berprestasi
Disini, anda akan melihat kiat-kiat yang bisa dilakukan untuk mencetak siswa berprestasi, ukuran yang pantas digunakan untuk menilai prestasi itu serta bagaimana mengatasi masalah siswa ketika mereka sedang menghadapi suatu masalah dan terlibat dalam suatu tindakan yang akan menjauhkan mereka dari kemungkinan meraih prestasi. Ada beberapa langkah yang dapat membantu anda ataupun para guru dan pengelolaan sekolah, mencetak lahirnya siswa-siswi yang berprestasi, baik secara akademik maupun secara emosional, serta dalam pola prilaku sosial, diantaranya adalah:
  1. Pengalaman Pertama di Sekolah
Pada awalnya, banyak anak yang begitu antusias bersekolah, tetapi sesampainya disana mereka mungkin mengalami berbagai peristiwa yang menjadikannya berubah pikiran, dari semula sekolah yang dianggapnya menyenangkan menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Proses penyesuaian diri pada setiap anak memang berbeda satu sama lain, diantara mereka ada yang bisa melakukan penyesuaia dengan cepat dan ada pula yang mengalami kelambanan.
  1. Perhatikan Mutu dan Kualitas Guru
Keberhasilan seorang siswa dalam meraih prestasinya tentu tidak terlepas dari keberhasilan seorang guru yang mendidiknya. Seorang guru yang sukses mendidik siswa-siswinya memiliki kemungkinan besar untuk melahirkan seorang siswa yang berprestasi, demikian juga sebaliknya.
  1. Siswa Bukan Semata Objek, Tetapi Subjek Pendidikan
Paradigma pendidikan yang memosisikan siswa sebagai subjek pengetahuan bukan lagi sebagai objek pengetahuan. Jadi, tugas anda sebagai seorang guru, selain menginformasikan ilmu penetahuan, anda juga harus memberikan pendamping dalam rangka membangun kedewasaan berfikir anak didik, memberikan motivasi, dan spirit yang tidak kenal lelah.
  1. Menghidupkan Suasana Keluarga dalam Lingkungan Sekolah
Jangan biarkan anak didik anda mengikuti pelajaran dalam keadaan menanggung suatu masalah karena hal itu akan menghambat proses pelajaran yang akan anda sampaikan. Jangan ragu untuk mengutarakan jalan keluar atas masalah yang sedang dihadapi anak. Dengan demikian anak didik anda akan merasa tidak sendiri dan  mereka tentu akan kembali semangat belajar.
  1. Lengkapi Sarana dan Prasarana Pendukung Belajar
Mengupayakan munculnya anak didik yang berprestasi sungguh memerlukan kerja keras dan perhatian yang total, terutama dari pemerintah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pendidikan adalah hak semua bangsa. Untuk mencetak lahirnya siswa berprestasi disekolah harus memiliki sarana dan prasarana lengkap diantaranya fasilitas yang mendukung dalam pembelajaran seperti perpustakaan, lap, dan ruang kelas yang nyaman untuk belajar.
  1. Jalin Kerja Sama dengan Pihak Lain
Menjalin kerja sama dengan pihak lain berfungsi untuk mengetahui sejauh man akemampuan anak didik kita berkompetisi dengan anak didikdari lembaga lain dan disisi lain kita dapat mengambil bebagai pelajaran yang barangkali dapat kita terapkan dilembaga pendidikan kita sendiri. Untuk lebih menjamin agar tujuan ini dapat tercapai, maka carilah lembaga pendidikan yang lebih maju dari lembaga pendidikan yang sedang anda kelola.
  1. Lakukan Seleksi Kualifikasi
Seleksi kualifikasi ini sebenarnya dilakukan sebagai salah satu langkah evaluasi yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa dari waktu ke waktu.
  1. Adakan Class Meeting
Class meeting adalah sebuah ajang kompetisi yang dapat menguji kemampuan masing-masing anak didik disekolah, atau sebuah ajang kreasi keilmuan yang diadakan untuk menggali sampai sejauh mana anda berhasil mendidik anak didik anda.
  1. Lakukan Rekreasi Edukatif
Rekreasi yang perlu dilakukan disini adalah rekrasi yang masih bernilai edukasi. Pilihlah museum-museum sejarah yang akan merekatkan memori pengetahuan mereka dengan peradaban masa lalu yang layak dihayati.                                                         
Cara Menumbuhkan Kesadaran Berprestasi dalam Diri Siswa
Kiat-kiat yang dapat menumbuhkan kesadaran dari siswa sendiri untuk bagaimana mereka bisa menjadi pribadi yang berpestasi antara lain :
  1. Belajarlah Lebih Baik Dari Teman-Temanmu
Cara yang bisa anda lakukan adalah dengan meingkatkan efisiensi dan produktivitas belajar anda. Selain itu, jangan lupa untuk menentukan skala prioritas anda dalam mempelajari segala sesuatu. Meingkatkan efisiensi belajar dapat dilakukan dengan memanfaatkan waktu yang ada untuk senantiasa belajar dan belajar. Demiikian juga jika anda termasuk oang yang suka dengan bahasa inggris, maka pelajarilah mata pelajaran itu dngan lebi baik daripada yang lain. Tidak mungkin anda akan memperoleh prestasi di bidang bahasa inggris jika cara anda belajar hanya secara monoton. Karena itu, terus berusahalah.
  1. Perbesar Daya Belajarmu
Apa yang dimaksud dengan memperbesar daya belajar di sini tidak lain adalah sikap mental anda ketika sedang menghadapi suatu mata pelajaran, terutama pelajaran yang sudah anda sukai sejak semula.
  1. Belajarlah Lebih Kreatif
Rasa jenuh dan bosan itu sangat tidak menguntungkan, karena ketika anda sudah terjangkit dua perasaan itu, untuk membangkitkan lagi maka membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Karena itu, lakukan langkah antisipasi sedini mungkin. Jika ada kemungkinan rasa bosan akan menyerang anda, segera lakukan langkah antisipasi yang akan menangkal datangnya dua perasaan itu. Dengan demikian, anda sudah berhasil menaklukan kebosanan sebelum  rasa itu benar-benar terjadi dan menimpa diri anda.
  1. Lakukan Penyesuaian Diri Dengan Perubahan Yang Terjadi
Hal yang perlu anda lakukan berkaitan dengan perubahan itu, hanyalah sebatas mengetahui secara pasif agar tidak terjadi keterkejutan yang menyebabkan anda disebut orang sebagai sosok primitif. Melakukan penyesuaian dengan bagaimana tanggapan anda mengenai perubahan itu. Disini, anda akan belajar menjadi seoran pengamat kehidupan, disamping sebagai seorang pelajar.
  1. Tingkatkan Wawasan Dan Ketrampilanmu Dalam Belajar Dan Berfikir
Wawasan yang luas serta terampil dalam belajar maupun berfikir merupakan syarat mutlak bagi seorang pelajar jika mereka menginginkan menjadi oang yang berprestasi. Tidak ada prestasi yang dapat diraih tanpa adanya wawasan  dan ketrampilan yang memadai dalam belajar dan berfikir. Keduanyamerupakan lokomotif utama yang akan mengantarkan anda sehingga bisa sampai pada tujuan keberhasilan, yaitu prestasi itu sendiri.
  1. Jangan Mudah Puas Dengan Hasil Yang Sudah Dicapai
Setiap prestasi yang kita raih memang selalu berpeluang untuk membuat kita merasa senang. Selama perasaan itu dapat diungkapkan  secara tidak berlebihan, tentu tidak ada  menjadi tinggi hati dan sombong, atau barangkali anda terlalu cepat merasa puas sehingga  anda tidak mau meningktkan lagi prestasi yang sudah anda raih. Anda tahu bagaimana  mempertahankan prestasi yang sudah diraih dengan cara melakukan perbaikan demi perbaikan. Sehingga, prestasi anda akan meningkat dari waktu ke waktu.
Secara psikologis, jika anda terlalu merasa puas dengan hasil yang sudah dicapai, maka pada saat itu  anda sedang terancam dua masalah besar sekaligus yaitu:
  1.  Anda berpotensi menjadi orang yang mudah lupa diri dan terlalu bangga.
  2.  Orang yang terlalu cepat  merasa puas dengan hasil yang sudah dicapai, biasanaya akan kehilangan separuh semangatnya.
Pada saat anda merasa terlalu puas, emosi akan cenderung tidak bisa terkontrol baik, untuk menghindari hal seperti ini maka kontrollah emosi anda, dan berusaha untuk tetap bersikap apa adanya dengan apapun yang sudah anda capai.
  1. Lakukan Evaluasi Terhadap Hasil Belajarmu Dan Berilah Tantangan Untuk Tugas Yang Lebih Berat.
Evaluasi tentu sangat penting dilakukan demi mengetahui seberapa jauh hasil kerja keras anda selama ini dalam belajar. Dengan evaluasi, anda menjadi mengerti kekurangan yang bisa dibenahi dan hal apa saja yang bisa ditingkatkan. Kebiasaan mengeveluasi diri dalam belajar, dengan sendirinya akan menjadikan diri anda memilki kemampuan untuk mengukur secara tepat apa yang bisa anda lakukan pada saat ini dan masa-masa selanjutnya.
Evaluasi terhadap hasil belajar dapat anda lakukan dengan bebrapa cara anta lain :
  1. Evaluasi belajar dilakukan sendiri. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menguji kemamuan anda dalam memecahkan beberapa soal-soal berat yang ada di dalam buku pelajaran.
  2. Evaluasi yang diberikan oleh orang tua. Tidak ada salahnya jika dalam kegiatan evaluasi, Anda melibatkan peranan orang.
  3.  Evaluasi yang diberikan oleh teman-teman dekat anda. Mungkin selama ini anda berfikir bahwa teman tidak terlalu banyak memberikan pengaruh bagi keberhasilan anda meraih prestasi selain mereka hanya menemani pada saat-saat yang menyenangkan.
    1. Ciptakan Musuh Imajinasi.
Hidupkan kembali mereka dalam imajinasi kita dan bangunlah dialog dengan seputar keinginan kita untuk bersaing, siapa diantara anda tokoh dan musuh imajinasi anda yang lebih sukses dan berprestasi. Inilah yang disebut juga sebagai sugesti.
  1. Jangan Lupa Berdoa.
Sesungguhnya, tidak ada hasil prestasi apa pun yang dapat dicapai oleh seseorang kecuali memang atas izin dan pertolongan Tuhan. Demikian juga jika kita termasuk orang yang mampu menempuh jenjang pendidikan sampai ke tingkat tertinggi yang menghabiskan sekian banyak biaya, maka tidak mungkin anda mendapatkan itu semua jika bukan karena rejeki yang diberikan Tuhan kepada diri kita. Jika anda menginginkan untuk menjadi orang yang sukses dan berprestasi dalam pendidikan atau dalam menjalani aktivitas lainnya, maka usahakan untuk selalu memohon pertolonga kepada-Nya. Hal ini, satu sisi akan mendatangkan ketenteraman batin.
  1. Pandanglan Hidupmu dengan Jernih
Anda harus mencoba menilai secara jujur dan objektif bahwa anda tidak bisa melakukan hal besar di luar kemampuan diri anda atau anda masih belum mempelajari banyak hal yang dapat membantu anda mewujudakan obsesi itu. Kejujuran untuk menilai diri sendiri secara lebih objektif  akan menjadikan anda berbuat tidak sembarangan.
  1. Asah Kemampuanmu Membedakan Yang Salah Dan Yang Benar
Orang yang memiliki kemampuan dalam membedakan yang salah dan yang benar, tentunya orang itu benar-benar memiliki kedewasaan tertentu.
Sebagai pelajar, anda dituntut untuk selalu bisa membedakan dua hal itu.Kemampuan seseorang dalam membedakan mana letak kesalahan dan kebenaran menunjukkan matangnya seseorang dalam berfikir dan bertindak.
Jikan anda sudah memiliki kemampuan membedakan mana yang salah dan mana yang benar, maka langkah selanjutnya adalah munculnya ketegasan bagi anda untuk segara mengambil sikap.
  1. Lihat Hakikat Sesuatu, Bukan Tampilanya
Untuk meraih prestasi lain yang dapat kita lakukan di sini adalah kemampuan kita melihat hakikat atau subtansi suatu hal daripada sekedar yag tampak dipermukaan.
  1. Orang yang teburu-buru berfikir tentang hasil biasanya mereka akan selalu berusaha mencari jalan pintas atas usaha yang dilakukanya. Sebuah prestasi yang didapatkandengan jalan pintas dan tak mau menekuni prosesnya, biasanya prestasi yang diraihnya tidak akan bisa bertahan lama.

Perilaku dari Siswa yang Berprestasi
Serang siswa yang berprestasi hendaknya bisa berperilaku sebagaimana seharusnya orang yang berprestasi dan terdidik. Terjadinya penyimpangan dan ketidaksesuaian antara prestasi dengan perilaku seseorang, dengan sendirinya menunjukkan tentang gagalnya pendidikan yang diterapkan serta sia-sianya prestasi yang dihasilkan.
  1. Jujur
Kejujuran tidak harus dilakukan oleh siswa yang memiliki prestasi akademik semata. Siswa yang tidak memiliki nilai prestasi akademik pun tetap harus memilki sikap ini dan menerapkanya dalam kehidupan
  1. Budi Pekerti yang Baik.
Budi pekerti yang baik di sini maksudnya: apabila anda mampu menunjukkan sikap terhadap orang lain dengan penuh rasa senang, ramah, bertutur kata alus dengan raut muka yang berseri-seri, serta tidak menjadikan orang lain merasa takut.
Seseorang yang mampu menunjukkan budi pekerti baiknya kepada orang lain, maka semua masalah yang menimpanya akan dengan mudah dapat diselesaikan, pendapatan ekonominya bertambah serta akan banyak orang yang memperlakukan kita dengan penuh rasa hormat dan mencintai kita, meski hal itu tidak diharapkan.
  1. Memiki Rasa Malu
Yang dimaksudkan dengan sikap pemalu disini bukanlah rasa malu yang negatif dan sama sekali tidak produktif. Sebab, pada dasarnya, ada sifat pemalu yang tidak boleh kita miliki da ada yang justru harus kita buang jauh-jauh. Jika ada suatu perbuatan positif yang apabila kita mencoba melakukanya akan menyebabkan kita menjadi lebih berpengalaman dan wawasan pengetahuan kita menjadi bertambah, maka tidak ada alasan bagi kita untuk malu dalam melakukanya
Secara umum, menjadi seseorang yang memiliki rasa malu atau menjadi pemalu adalah menyangkut kemampuan kita dalam memelihara diri kita dari semua perbuatan yang tercela, baik oleh agama maupun undang-undang yang berlaku.
  1. Menghiasi Diri dengan Sifat Sabar
Kesabaran sangat rat hubunganya dengan matangnya kondisi mental, pikiran, serta hati. Menghiasi diri dengan sikap dan sifat sabar mengharuskan kita untuk selalu mencoba mencari akar masalah secara tuntas jika suatu ketika kita sedang dihadapkan pada suatu persoalan.
  1. Memiliki Kepekaan dan Suka Menolong
Siswa yang berprestasi memiliki kepekaan sosial yang tinggi meski secara akademik ia tidak tergolong siswa berprestasi. Sikap selalu peka terhadap keadaan di sekitarnya merupakan salah satu sikap, sifat, dan perilaku orang-orang berprestasi. Jadi, orang yang berprestasi bukanlah orang yang selalu ach dengan keadaan di sekitarnya, melainkan mereka yang selalu memiliki kepedulian untuk kemudian membantu.

Perancangan Tes Prestasi
Perencanaan merupakan langkah yang mengawali penyusunan tes pertasi guna menuju terciptanya tes yang memenuhi syarat kualitas yang semestinya. Tanpa adanya perencanaan yang layak dan matang sukar bagi kita untuk memperoleh tes yang dapat berfungsi dengan baik.

Standar untuk Mengukur Prestasi Seseorang
Untuk mengukur perstasi sesorang tidak bisa jika kita hanya mengacu pada hal-hal yang bersifat akademik semata. Kita harus mampu melihat persoalan ini secara luwes dan leluasa.
  1. Standar Orang Tua
Bagi orang tua , standar yang digunakan untuk menilai apakah anak mereka sudah melakukan hal-hal bersifat prestasi haruslah dinilai secara menyeluruh.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dinilai orang tua sebagai suatu prestasi anak: anak mampu melakukan sendiri pekerjaan dirumah; anak menunjukkan sikap hormat kepada orang tua,  saudara dan anggota keluarga lainya; anak bisa menepati janjinya kepada orang tua; anak dapat membereskan peralatan sehabis digunakan melakukan sesuatu; anak mau membantu pekerjaan orang tua baik diminta maupun dilakukan dengan kesadaran sendiri.
  1. Standar Guru
Hal yang harus dinilai sebagai sebuah prestasi anak didik atau siswanya, bagi seorang guru, yakni apabila mereka sudah mampu mencapai beberapa hal berikut :
  1. Siswa disiplin dan hadir sekolah tepat waktu.
  2. Siswa mampu menunjukkan sikap hormat kepada guru dan teman-teman sekolah.
  3. Siswa mampu mempelajari peraturan yang ditetapkan di sekolah.
  4. Siswa dapat berperilaku positif selama mengikuti kegiatan sekolah.
  5. Siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan edukatif yang dilakukan di sekolah.
  6. Siswa mampu bertanggung-jawab.
  7. Siswa mampu bersikap jujur.
  8. Siswa mampu mengungkapkan gagasan dan pendaat yang diminta.
  9. Tidak melakuakan tindakan anarkis (tindakan tidak bermoral)
  10. Kreatif.
  11. Mampu bekerja sama dengan teman-temanya.
  12. Dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
  13. Dapat berkomunikasi dengan santun kepada guru dan teman-temanya.
  14. Tidak mudah menyerah dan mampu berusaha keras.
  15. Mampu menjaga ketenangan kelas selama berlangsungnyan kegiatan belajar.
  16. Selalu berkeinginan melakukan eksperimentasi yang dapat memajukan diri dan sekolahnya.
  17. Bertingkah laku yang baik selama di dalam sekolah mauun di luar sekolah.

Beberapa Masalah Penghambat Pestasi.
Mewujudkan perstasi merupakan hal yang tidak mudah. Akan banyak hambatan yang menghadang. Jika semua ini tidak disikapi dengan benar, maka bukan presasi yang diraih, melainkan kegagalan yang akhirnya berujung pada rasa frustasi serta kesia-siaan. Bagi para pendidik, sebaiknya selalu berusaha mengenali apa saja hambatan-hambatan yang dapat muncul dalam rangka upaya menjadikan anak didiknya menjadi pelajar yang berprestasi.
  1. Kenakalan
Harus diakui, cinta memang merupakan konsep yang sangat rumit. Meskipun kasih sayang itu tidak selalu harus diungkapkan lewat kata-kata, tetapi setiap siswa biasanya dapat merasakan seberapa cinta dan kasih sayangnya seorang guru kepada mereka. Setiap siswa dapat mengenali dan mengetahui kasih sayang guru mereka hanya dengan melihat tingkah laku dan perilakuanya.
Faktor lain penyebab kenakalan pada diri siswa karena kesalahan guru adalah perkataan-perkataan guru sendiri kepada muridnya. Mungkin suatu ketika terdapat satu ruang kelas yang anak-anak di dalamnya gaduh karena suatu hal.
  1. Tingkah Laku yang Tidak Normal
Beberapa masalah yang terjadi di lingkungan keluarganya atau memang ada faktor-faktor lain yang bisa kita jadikan pertimbangan sebelum melakukan tindakan pencegahan. Tingkah laku adalah sesuatu yang konkret, nyata dan umumnya bisa diamati. Lebih jelasnya, dapat dikatakan bahwa dengan melihat tingkah laku, kita bisa mendapatkan gambaran tentang kepribadian seseorang.
Langkah yang bisa anda lakukan adalah mencoba meyakinkanya dan menyadarkan agar tidak terlalu merasa khawatir dan takut. Buatlah sebuah surat dan mintalah ia untuk menyampaikanya kepada guru yang ditakutinya itu dengan tingkah laku yang sopan.
Menurut Abraham Maslow ada lima kebutuhan-kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan seseorang yaitu :
  1. Kebutuhan jasmani berupa mkanan, pakaian, perlindungan atau perumahan dan istirahat.
  2.  Kebutuhan keamanan berupa kenginan untuk mendapatkan rasa aman dari bahaya dan kesakitan.
  3. Kebutuhan cinta, yaitu kebutuhan untuk merasa bahwa ia dikehendaki dan dicintai oleh orang lain.
  4. Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dianggap memiliki kompetensi atau kemampuan.
  5. Kebutuhan mengembangkan diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan semua potensi yang ada dalam dirinya.
    1. Bandel dan Keras Kepala
Setiap guru pasti menginginkan agar anak didiknya menjadi orang yang patuh dan penurut. Keinginan ini pada dasarnya merupakan keinginan yang wajar-wajar saja bagi seorang guru ataupun orang tua. Mereka menganggap bahwa anak yang bandel dan keras kepala adalah gambaran dari pribadi yang tidak bisa diatur dan cenderung melakukan kenakalan-kenakalan lainya. Dengan demikian, anda harus mengambil sebuah kesimpulan bahwa pada dasarnya seorang anak menghendaki rasa suka pada pelaksanaan kemauan dan hasrat diri sendiri. Kika anda mampu menjaga hasratdari rasa ingin tahu anak anda yang sedemikian besar ini dan mampu mengarahkanya pada hal-hal yang positif serta mampu mempertahankannya sampai ia memasuki usia sekolah, dapat dibayangkan betapa kritisnya dia terhadap mata pelajara yang dipelajarinya.
  1. Sikap Kekanak-kanakan.
Sikap kekanak-kanakan atau mungkin kita menyebutnya sebagai sikap yang manja merupakan ciri khas setiap anak. Jadi, meskipun suatu ketika ada seorang anak yang mencoba menunjukkan sikap ingin lepas dari bimbingan anda, tetapi ada kalanya ia masih selalu ingin bersikap kekanak-kanakan sekedar untuk mendapatkan perhatian lebih dari anda.

  1. Penakut.
Dalam hal ini, perasaan takut yang diperlihakan jelas berhubungan dengan keadaan atau objek nyata. Perasaan takut seperti ini terjadi lantaran kepribadian si anak yang lemah.
Ketakutan anak juga bisa terjadi terhadap, misalnya binatang berbahaya, mereka takut digigit. Ketakutan seperti ini jelas berbeda dengan ketakutan yang pertama, yang kurang rasional. Ketakutan jenis kedua ini sangat wajar, merupakan perasaan takut yang rasional.
Untuk mengatasi rasa takut itu, beberapa langkah di bawah ini dapat anda terapkan kepada anak maupun siswa-siswi anda disekolah antara lain :
  1. ciptakan suasana yang penuh kekeluargaan, dimana di dalamnya dapat dengan mudah mereka temukan suasana yang penuh dengan kasih saying dan rasa aman.
  2. berilah penghargaan terhadap usaha-usaha anak, pujilah bila perlu.
  3. tanamkan kepada anak bahwa ada kewajiban sosial yang erlu ditaati; tumbuhkan pada diri mereka keyakinan serta keberanian untuk hidu.p; jakan diri mereka dari ejekan dan celaan.
    1. Suka Berdusta
Dalam berbagai laporan penelitian, seringkali disebutkan bahwa masa kanak-kanak disebut “masa estetika” atau masa yang penuh dengan keindahan. Untuk menentukan apakah seorang anak termasuk nakal atau tidak, banyak orang mengajukan pendapat yang beragam mengenai hal ini. Terlepas dari perbedaan pendapa tadi, dalam membimbing dan memberikan bantuan pada perkembangan anak, tidak mungkin akan berhasil dengan baik tanpa sebelumnya mencoba memahami segala aspek yang berhubungan dengan anak, baik dalam tingkah laku mereka. Oleh karena itu segala tingkah laku anak merupakan gambaran dari keadaan jiwanya, atau tingkah laku itu merupakan gejala-gejala jiwa yang tampak, maka memahami anak dalam wujud, bentuk, dan sifatnya sebagai anak, berarti kita mempelajari perkembabgan jiwa anak dengan segala aspek kegiatan mereka semenjak lahir sampai dewasa.
Sebab yang menjadikan anak merasa nyaman ketika mereka harus berdusta, yaitu timbulnya perasaan takut yang berlebihan. Rasa takut disini mungkin menyangkut ketakutan mereka kepada orang tua yang terlalu keras, pemarah, dan tidak mau tahu keinginan anak.
  1. Anak yang Mengalami Hambatan Belajar.
Diantara hambatan yang biasanya sering dihadapi oleh anak didik anda adalah kesulitan mereka memahami suatu pelajaran yang sedan anda berikan. Mungkin mereka mengalami keterlambatan memahami pelajaran dibanding dengan anak-anak lain. Sehingga kenyataan itu menjadi penghambat bagi mereka untuk memacu dirinya memperoleh prestasi, sebagaimana yang anda diharapkan.
Sebagai orang tua, apabila anda memiliki anak yang mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran, maka selain menyediakan waktu yang cukup untuk bisa bersama dengan mereka, anda juga harus berusaha untuk tidak terlalu melarang mereka ketika hendak melakukan suatu eksplorasi, tidak boleh menghardik ketika mereka tidak cepat paham tentang pelajaranya, dan tetap berusaha memberi jawaban jika mereka senantiasa menanyakan hal-hal yang mungkin menurut anda sangat sepele.
  1. Mereka Terlalu Penyendiri ?
Masalah lain yang menjadi penghambat sebuah prestasi adalah kecenderungan anak yang menjadi pribadi yang suka menyendiri. Dia mengalami kesulitan dalam menjalin komunikasi dan pergaulan dengan orang lain sehingga kesendirian itu bagi mereka dianggap sebagai suatu yang memang diperlukan.
Ada beberapa faktor yang menyebkan sesorang anak sering menyendiri dan menarik diri dari pergaulan dengan teman-temanya mulai dari gangguan jiwa paling gawat, sampai pada perasaan sementara yang biasa dialami ketika seseorang baru memasuki situasi yang baru dan asing.
  1. Tiba-tiba Tak Mau Pergi ke Sekolah !
Masalah anak  yang enggan pergi ke sekolah tentu akan mencemaskan hati anda sebagai orang tua. Masalah ini sebenarnya dialami hampir oleh semua anak dan orang tua yang peka dapat dengan cepat memahami dan mendalami problem yang dihadapi anak, serta secepatnya membntu keenganan mereka untuk pergi ke sekolah.
Sebab lain yang terjadi mengenai keengganan anak untuk pergi ke sekolah adalah perasaan tidak mampu untuk mencapai apa yang diharapkan oleh keinginan orang tuanya. Merasa memiliki ketidakmampuan ini menjadikan mereka merasa gagal sehingga ia ingin melarikan diri dari tempat yang tidak menyenangkan dan membuatnya tidak memiliki kemampuan itu. Orang tua yang selalu memaksakan kehendak, tanpa mau melihat seberapa besar kemampuan anak, sering menjadi penyebab timbulnya masalah yang tidak bisa diandalkan.

Kesimpulan
Dari beberapa kiat sudah dijelaskan, setidaknya ada tiga garis besar yang bisa kita ambil kesimpulan mengenai bagaimana kiat-kiat kita mencetak anak atau siswa agar berprestasi beserta ukuran yang bisa kita gunakan untuk menilainya.
  1. Mewujudkan prestasi dari rumah, orang tua atau dari peranan keluarga sendiri. Kiat ini meliputi bagaimana keluarga dapat membangun iklim kehidupan yang sarat degan suasana edukatif, penuh keteladanan, kasih sayang, bimbingan dan pengarahan secara intensif.
  2.  Mewujudkan prestasi dalam lingkungan sekolah yang meliputi profesionalitas guru serta sekian perangkat atau sistem yang harus dibangun dengan penuh kekeluargaan yang santun dan penuh kasih saying.
  3.  Mewujudkan prestasi dari kesadaran siswa sendiri dengan menumbuhkan kesadaran mereka tentang pentingnya belajar dan bekerja dengan penuh ketekunan, keyakinan, dan tidak mudahputus asa.
Besar harapan kita bahwa dengan memahami kiat-kiat mencetak anak atau siswa berprestasi maka akan tercipta suatu perubahan dalam dunia pendidikan kita selama ini. Sehingga, keinginan untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat agar mereka mampu berdaya upaya di masa depan serta dapat berperilaku positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara segera terealisasi demi bangkitnya bangsa dari ketinggalan dan kebodohan