Pages

Selasa, 30 April 2019

Pentas Akhir Tahun SDN Tegalwangi


Selasa, 30 April 2019: SDN Tegalwangi mengakhiri Tahun ajaran 2018-2019 untuk Para siswa Kelas VI yang Minggu Lalu sudah mengikuti Pelaksanaan UAS BN. Sebelumnya siswa kelas VI dan siswa Siswa kelas 1 - Kelas V Selain dalam prosesnya mendapatkan hasil prestasi akademik dan Non Akademik, dari beberapa anak selama satu tahun pelajaran 2018-2019 dengan mengikuti event OSN, LCSP, FLSN dan Pentas PAI dengan penuh semangat dan kompetitif, baik dari tingkat kecamatan sampai tingkat Kota Cilegon.
Awalnya saya pikir ini hanya pementasan drama yang biasa saja untuk penilaian. Jadi tidak berpikir macam-macam dan lebih membebaskan anak dengan teman-teman di sekolah untuk menentukan apa yang mereka akan tampilkan. Namun ternyata sejalan waktu, guru kelas mengadakan beberapa kali presentasi yang akhirnya memaksa kami sebagai orangtua membuat grup WhatsApp untuk mempersiapkan penampilan mereka.
Dari rentetan agenda, Ada banyak hal menarik dari persiapan pertunjukan akhir tahun ini. Pertama, tentu saja berkoordinasi dengan para ibu-ibu dan bapak-bapak dengan kesibukan yang berbeda-beda menjadi tantangan tersendiri. Kemudian menyiapkan properti, kostum hingga musik. Dan mengatur waktu latihanbersama anak-anak dan menyemangati anak-anak untuk bisa memberikan penampilan terbaik.
Tapi, ternyata ada hal menarik perhatian saya selama menjadi koordinator dadakan ini. Ternyata tidak semua orangtua memiliki semangat yang sama dengan anak-anak. Ini cukup memprihatinkan menurut saya. Mereka antusias untuk latihan tapi ada beberapa orangtua malah melarang ikut latihan. Dengan berbagai alasan.
Padahal acara yang satu tahun sekali diadakan ini adalah sarana bagi anak untuk memperlihatkan kebolehan atau kreativitasnya yang diselenggarakan oleh paguyuban orangtua bekerja sama dengan pihak sekolah.
Selain itu juga, sebagai ajang pemberian penghargaan kepada anak, baik prestasi akademik maupun non-akademik, dan orangtua yang terlibat aktif di sekolah. Tujuan acara ini untuk memberikan tantangan sekaligus menghibur anak-anak setelah lelah belajar sepanjang tahun dan juga memamerkan hasil karya siswa.A
Apapun tema yang diberikan tiap sekolah, kegiatan ini menjadi sarana bagi anak untuk ujuk kebolehan atau kreatifitas mereka. Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui akun resmi instagram menyampaikan alasan dan manfaat mengapa kegiatan “Pentas Akhir Tahun” menjadi penting sebagai bagian tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Berikut penjelasannya seperti dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemdikbud:
1. Sebagai ajang ekspresi para siswa yang perlu dilihat dan diapresiasi orangtua.
Dengan demikian orangtua jadi tahu keterampilan, minat, dan bakat anak yang mungkin saja selama ini belum orangtua sadari.
2. Mendidik anak untuk bisa tampil percaya diri di depan umum.
Ini merupakan salah satu modal penting si kecil dalam bertumbuh kembang di kehidupan sosialnya, Moms!
3. Tujuan dari acara ini adalah untuk memberi tantangan sekaligus menghibur anak-anak setelah lelah belajar sepanjang tahun.
Dalam kegiatan pentas akhir tahun, juga menjadi ajang memamerkan hasil karya mereka.
4. Acara ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pihak yang telah terlibat aktif mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
5. Bukan hanya siswa, orangtua juga memetik keuntungan dari acara ini.
Yaitu membangun kebersamaan orangtua, anak, wali kelas, guru, dan kepala sekolah.
Dan keuntungan lain bagi kita yang sedang mencari sekolah bagi anaknya, ajang pentas seni akhir tahun ajaran ini juga bisa menjadi sarana untuk mengenali karakter sekolah yang akan dipilih. Nah, ternyata banyak feadahnya bukan pertunjukkan pentas seni akhir tahun sekolah.
Lalu, bagaimana cara kita sebagai orangtua memperlihatkan bentuk dukungan kepada buah hati dan juga sekolah dalam kegiatan akhir tahun ini
Ya, buat saya pribadi bersedia menjadi koordinator dadakan adalah langkah konkrit dukungan saya. Bentuk lainnya adalah ketika kita mengizinkan dan mengantarkan anaknya latihan bahkan menemani. Atau memberikan rumah sebagai tempat latihan.
Pastinya sih, anak-anak juga akan merasa bangga dan senang ketika tahu orangtuanya ikut sibuk sama seperti dirinya dalam mempersiapkan pementasan akhir tahun di sekolah. Jadi ini akan menjadi motivasi bagi anak-anak untuk tampil dengan baik dan tidak malu di depan umum. Karena tahu kita, sebagai orangtua mendukung 100 persen untuk peningkatan Mutu Pendidikan di SDN Tegalwangi. Hal ini sebagai jawaban dari Perlibatan Orang terhadap Pendidikan Bermutu..@bahrudin2019

Sabtu, 06 April 2019

Museum Fatahillah, Belajar Sejarah Jakarta di Pusat Batavia Lama (Catatan Field trip SDN Tegalwangi )


Catatan Field Trip SDN Tegalwangi

Jakarta sebagai ibukota RI telah menyimpan riwayat sejarah yang amat panjang, bahkan hingga ke masa prasejarah. Perjalanan sejarah ini masih dapat kita pelajari dan kita nikmati hingga kini di Museum Fatahillah, yang terletak di Kawasan Kota Tua, atau tepatnya di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat. Disini anda dapat menelusuri berbagai peninggalan sejarah kota Jakarta sejak zaman prasejarah, masa kejayaan pelabuhan Sunda Kelapa, era penjajahan, hingga ke masa setelah kemerdekaan.

Gedung Museum yang berdiri saat ini awalnya merupakan Balai Kota (Stadhuis) yang diresmikan oleh Gubernur Jendral Abraham Van Riebeeck pada tahun 1710. Pembangunan gedung ini sendiri telah dimulai pada era Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen, pada tahun 1620. Kondisi tanah Jakarta yang labil membuat gedung ini sempat anjlok, sehingga dilakukan beberapa kali usaha pemugaran hingga peresmiannya.

Pada masa selanjutnya, gedung ini sempat mengalami beberapa kali peralihan fungsi. Gedung ini pernah berfungsi antara lain sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat (1925-1942), kantor pengumpulan logistik Dai Nippon (1942-1945), markas Komando Militer Kota/Kodim 0503 Jakarta Barat (1952-1968). Baru pada tahun 1968, gedung secara resmi diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta pada 1968 dan diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974 oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.

Museum dengan nama populer 'Museum Fatahillah' ini menyimpan 23.500 koleksi barang bersejarah, baik dalam bentuk benda asli maupun replika. Koleksi ini berasal dari Museum Jakarta Lama (Oud Batavia Museum) yang sebelumnya terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, yang saat ini ditempati Museum Wayang. Diantara koleksi yang penting untuk diketahui masyarakat adalah Prasasti Ciaruteun peninggalan Tarumanagara, Meriam Si Jagur, Patung Dewa Hermes, sel tahanan dari Untung Suropati (1670) dan Pangeran Diponegoro (1830). Ada pula lukisan Gubernur Jendral VOC Hindia Belanda dari 1602-1942, alat pertukangan zaman prasejarah dan koleksi persenjataan. Selain itu, terdapat koleksi mebel antik peninggalan abad ke-17 hingga abad ke-19, sejumlah keramik, gerabah dan prasasti.

Berbagai koleksi yang ada dipamerkan dalam beberapa ruangan, sesuai periode asalnya. Ruang-ruang pameran yang ada yaitu, Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung dan Ruang MH Thamrin. Pembagian ruangan ini dan penataan koleksi yang ada sangat mempertimbangkan aspek artistik dengan harapan dapat berfungsi seoptimal mungkin sebagai sumber informasi bagi masyarakat. Koleksi yang dipamerkan ke publik hanya sekitar 500 buah saja, sedangkan sisanya disimpan dalam ruang penyimpanan. Secara berkala, koleksi ini dirotasi sehingga dapat dilihat oleh masyarakat. di Copas dari Artikel [Ardee/IndonesiaKaya] 

Sekilas Taman Mini Indonesia Indah (Field Trip SDN Tegalwangi )


Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektar[1] atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat 6 derajat 18'6.8''LS, 106 derajat 53'47.2''BT. Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia. Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat.

Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 33 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah.

Disamping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.

TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas huruf TMII, Singkatan dari "Taman Mini Indonesia Indah". Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.

Visi Misi
Memperkenalkan Kebudayaan dan Kekayaan Alam kepada Bangsa Indonesia dan Bangsa lain:
Mengembangkan kerjasamakemitraan dan jaringan kerja dengan berbagai pihak diantara lembaga Konservasi, Pelaku Usaha Rekreasi
Meningkatkan kualitas koleksi budaya, flora dan fauna nusantara di TMII
Meningkatkan mutu pelayanan bagi pengunjung dan para mitra.

Mempromosikan potensi keunikan unggulan daerah untuk menarik Wisatawan dan Investor:
Menyediakan sarana informasi potensi unggulan daerah yang menarik dan komunikatif.
Memberikan jaminan kepastian hukum bagi insvestor.
Memperkuat data base dan penguatan kualitas SDM.

Mengembangkan RIEKKA yang produktif dan berdaya guna sebagai sumber inspirasi peradaban bangsa.
Menyediakan sarana wisata dan pendidikan yang sehat dan nyaman.
Meningkatkan produktifitas pengelolaan potensi wahana-wahana dilingkungan TMII.
Meningkatkan mutu Standar kompentensi pengelola wahana-wahana dilingkungan TMII.
Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur Indonesia pada rapat pengurus YHK di Jl. Cendana No. 8, Jakarta. Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah adat yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fau-na, dan benda budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Gagasan itu dilandasi oleh suatu keinginan untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air, serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia. Gagasan tersebut makin mantap setelah Ibu Tien selaku ibu negara menyertai perjalanan kerja Presiden Soeharto ke berbagai negara, dimana ia mendapat kesempatan mengunjungi obyek-obyek wisata di luar negeri, diantaranya Disneyland Amerika Serikat dan Timland di Muangthai. Kunjungan Ibu Tien Soeharto ke pbyek-obyek wisata tersebut mendorong untuk mewujudkan ide ke dalam suatu proyek dengan membuat taman tempat rekreasi yang mampu menggambarkan kebesaran dan keindahan Indonesia dalam bentuknya yang mini.
Penggagas pembangunan Taman Mini "Indonesia Indah" (TMII) adalah Siti Hartinah Soeharto, akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto. Gagasan itu muncul setalah ia mendengarkan dan menghayati isi pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan pembangunan Umum DPR GR Tahun 1971 berikut ini :aman ini memberikan gambaran yang menunjukkan kekayaan budaya dan kondisi alamiah seperti ragam bangunan-bangunan bercorak arsitektur, kesenian, adat istiadat, bahasa, kekayaan alam, dan kekayaan pemikiran yang dimiliki Indonesia.
Sumber: http://www.tamanmini.com

Field Trip SDN Tegalwangi


SDN Tegalwangi Kecamatan Grogol Kota Cilegon Banten Sabtu, 06 April 2019 Melaksanakan Program kegiatan Pembelajaran Kontekstual dengan pendekatan Field Triip. Dengan Tujuan Medium Fatahilah Kota Tua Jakarta dan Taman Mini Indonesia Indah. Peserta yang mengikuti kegiatan Tersebut ada Siswa Kelas 4,5 dan 6 dan diikuti pula Beberapa Wali Murid Yang tergabung pada paguyuban Kelas. Dalam Kegiatan Tersebut di Koordinir oleh Guru Yakni Bu Hj Hiliya, Bu Yayah R dan Bu Hj Sarinten dan Guru yang lain sebagai pemandu pada tiap kelompoknya.

Seperti yang di Sampaikan oleh Bahrudin Selaku Kepala Sekolah,  Kegiatan Tersebut tidak Semata-mata untuk Belajar lebih dalam pada pembelajaran sehari hari di kelas dengan Menggunakan Kurikulum 2013 pada Tema Tertentu, Namun memberikan kesempatan kepada anak agar lebih tahu lebih Komprehensif akan apa yang didapat dari gurunya secara Kontekstual tidak hanya konseptual dan teoritis, Disana di tempat yang di tuju anak akan tahu lebih jelas dan lebih dalam.  Selain itu Pula siswa tidak hanya sekedar Belajar, Neraka sambil Hiburan dengan Karya wisata dan tentunya apa yang di dapat akan di konfirmasi pada pembelajaran di Sekolah..
Mengapa Harus SDN Tegalwangi Grogol Cilegon Field Trip ?
Pertanyaan ini yang biasanya timbul ketika sekolah berencana mengadakan kegiatan di luar baik itu ke dalam negeri maupun ke luar negeri.
Seringkali siswa jenuh dengan metode belajar di kelas karena yang didapat hanya teori. Namun, tidak tahu atau paham betul mengenai penerapannya di kehidupan nyata. Dengan field trip, siswa diajak untuk berpikir kreatif, memiliki pengalaman baru, serta dapat melihat dan mengetahui permasalahan secara langsung. Tidak itu saja, field trip juga terbukti mampu mengasah kemampuan teknis atau aplikasi di lapangan bagi siswa.
Terdapat teori 6M yang harus diterapkan guru saat pembelajaran, yaitu; mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dengan diadakannya field trip, teori 6M dapat sekaligus diimplementasikan. Mahasiswa terjun langsung melihat permasalahan dan penerapan ilmu di kehidupan nyata baik kegiatan sehari-hari.
Manfaat Field Trip :
1. Merangsang minat mahasiswa
2. Memberikan pengertian lebih jelas terhadap pokok masalah
3. Mendorong siswa mengenal lingkungan lebih baik
4. Melatih bersikap objektif dan terbuka terhadap lingkungan
5. Memperluas wawasan dan informasi Meningkatkan kemampuan hidup bermasyarakat
6. Memberikan pengalaman nyata
7. Menanamkan sikap menghargai karya dan jasa orang lain
8. Meningkatkan pembendaharaan kata dan pengetahuan
Diantara banyaknya kelebihan field trip, tentu terdapat kelemahan dari field trip. Dengan banyaknya pilihan destinasi sesuai dengan mata pelajaran dan biaya yang bisa disesuaikan, sekolah akan lebih mudah untuk menentukan tujuan field tripnya.
Semoga dengan kegiatan Field Trip SDN Tegalwangi dapat meningkatkan kompetensi para siswanya dalam meraih Prestasi yang lebih baik dan yang terpenting adalah dapat memberikan rasa bangga orang tua akan hasil prestasi yang sudah di Raih oleh Siswa SDN Tegalwangi dalam mengikuti event dari berbagi tingkat. 
@bahrudin2019