Motto :
- Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil;
kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukanya dengan baik (Evely Underhill).
- Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja
karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka
lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi
(Ernest Newman).
- Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita
miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai (Scopenhauer).
- Hanya mereka yang setelah mendapat kesempatan mau bekerja
keras, melipatgandakan kemampuannya, mempertebal rasa tanggung jawabnya, dan
menambah kecakapannya bisa memperoleh kemajuan.
- Pendidikan dan Kurikulum yang Berdiferensiasi
Untuk melayani kebutuhan anak berbakat perlu diusahakan
pendidikan yang berdiferensiasi yaitu yang memberikan pengalaman pendidikan
dengan disesuaikan minat, bakat dan kemampuan intelektual siswa (Word dalam
Munandar,1990:141). Keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan
pembelajaran terlalu mudah dan tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat
sehingga kemampuan mereka yang unggul tidak akan tampil.
Anak-anak berbakat membutuhkan perhatian khusus agar dapat
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi untuk mewujudkan bakat-bakatnya
yang unggul. Menurut Semiawan dalam Akbar (2001:3) istilah “diferensiasi” dalam
pengertian kurikulum berdiferensiasi menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku
umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu.
Sejalan dengan itu Nugroho (1999:2) menjelaskan bahwa kurikulum berdiferensiasi
adalah sebuah kurikulum yang dirancang secara khusus untuk melayani anak-anak
berbakat unggul dengan program pendidikan yang dipercepat, diperluas dan
diperdalam yang memberi keleluasaan gerak pada anak berbakat unggul untuk
belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan masing-masing.
Pengembangan kurikulum berdiferensiasi terutama menunjuk
suatu kebutuhan berkenaan dengan tumbuh kembangnya kreativitas seseorang.
Berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum
berdiferensiasi bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar,
termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan
memperoleh pengayaan (enrichment) dari materi pelajaran, proses belajar, dan
produk belajar. Isi pelajaran yang menunjuk pada konsep dan proses kognitif
tingkat tinggi, strategi tingkat instruksional yang akomodatif dengan gaya
belajar anak berbakat, dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa.
Untuk menerapkan kurikulum yang tepat bagi anak berbakat,
harus memperhatikan penerjemahan prinsip-prinsip teori kedalam praktek secara
holistik sedemikian rupa sehingga pendidikan anak berbakat menjadi lengkap. Hal
ini dapat diwujudkan apabila kita memfokuskan pada elemen-elemen sebagai
berikut:
- Anak berbakat dengan cara yang berbeda dengan kelompok
lain dan memang penting untuk ditampung dan dikembangkan. Lagi pula, perbedaan
dalam rerata dapat menjadi besar dalam perbedaan jenis bukan hanya derajat dari
pengajaran
-
Anak berbakat sangat membutuhkan kedalaman bidang
pelajaran, pendidik harus mengarahkan kebutuhan melalui pengayaan yang
cenderung menjadi suatu tambahan yang superfisial dalam kurikulum.
Kurikulum berdiferensiasi dirancang untuk memenuhi
keberbakatan setiap anak yang unggul. Kurikulum berdiferensiasi ini memiliki
karakteristik yang unik.
Berbeda dengan kurikulum inti, kurikulum berdiferensiasi ini
dikembangkan atas dasar dan prinsip-prinsip berikut ini, dan rasanya sangat
tepat ketika kurikulum ini dapat diterapkan pada kelas unggulan. Adapun dasar
prinsip-prinsipnya adalah sebagai berikut:
- Menurut “Pull Out Enrichment” yakni penarikan anak pada
program pengayaan. Hal ini didasarkan adanya masa peka dimana setiap individu
harus diisi dengan muatan paedagogis dan psikologis tepat waktu agar dapat
berkembang secara optimal, dan nantinya dapat melanjutkan perjalanan pendidikan
dengan baik.
- Mengarap pada tercapainya “Raise Level of Dinamycs” dalam
perkembangan individu. Artinya dengan kurikulum berdiferensiasi sifat
penanjakan yang dinamis dalam perkembangan setiap individu dapat terpenuhi
dengan pengalaman belajar, terencana, lebih luas dan lebih mendalam.
- Mengacu pada terwujudnya “Equel Opportunity” yaitu
kesempatan belajar yang sama berdasarkan minat, bakat, kecepatan dan kemampuan
individu. Jadi kesamaan kesempatan bukan sekedar kesamaan materi atau sistem
pendidikan. Hal ini juga menolak mitos bahwa anak-anak berbakat unggul akan
dapat berkembang dan sukses dengan sendirinya tanpa pelayanan yang baik.
- Memadukan secara harmonis dan akademis antara pendidikan
di sekolah dengan kebutuhan yang berkembang dimasyarakat. Dalam hal ini
diterapkan “Society Based Learning “ sehingga kesenjangan antara sekolah dengan
tuntutan nyata dimasyarakat dapat dieliminir. Disamping memiliki sensitifitas
yang tinggi terhadap individual differentes, kurikulum diferensiasi juga mampu
mengorganisir pengalaman belajar yang solid sehingga siswa dapat mencapai
“Discovery Thrill” yang memungkinkan siswa menghayati “Eurikel atau Aba
Erlebniz” secara mendalam. Oleh karena kegiatan dirancang agar terjadi sinergi
“ Concept learning” dengan “Proset Learning” sehingga disamping mendapatkan
content, anak juga mampu mendapatkan “Learn How to Learn”
- Sasaran utama kurikulum berdiferensiasi adalah terjadinya
interpretasi dari ranah kognitif, psikomotorik dan interaktif. Dalam hal ini
jelas bahwa kurikulum berdiferensiasi tiga tingkat lebih maju dibanding
kurikulum inti di sekolah.
Kurikulum yang berkembang selama ini hanya berorientasi pada
pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan pada kenyataannya ranah
kognitif lebih mendominasi. Sedangkan ranah interaktif dalam kurikulum
berdiferensiaasi berisi tahap kreatif, psikodelik dan iluminatif yang besar
peranannya pada produk-produk baru. Untuk melayani anak-anak berbakat unggul
pada kelas khusus atau kelas unggulan keberadaanya sangat dibutuhkan sekali.
Untuk mengembangkan program keberbakatan, pada umumnya
dibedakan dari program reguler. Hal tersebut diambil atas dasar pertimbangan:
(1) prinsip ekonomi,(2) konsentrasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi,(3) konsentrasi pada keterkaitan antara kebutuhan
pengetahuan,(4) membuka sekolah non tradisional,(5) belajar mandiri untuk anak
berbakat, dan (6) komitmen terhadap belajar masa depan.
Kurikulum berdiferensiasi mempunyai komponen-komponen yang
saling terkait. Komponen tersebut adalah:
- materi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreativitas
harus dipilih untuk digemukan dan dipadatkan dengan menambahkan bagian-bagian
baru yang menarik, mengubah bagian-bagian yang kurang sesuai, mengurangi
kegiatan yang terlalu rutin dan mengulang.
- terjadi penanjakan dinamis mental dan tindakan kreatif.
- berorientasi pada proses, kegiatan aktif dan penerapan
tugas, serta memberi peluang pada siswa untuk memilih sendiri kegiatan belajar
sesuai dengan minat dan kemampuanya.
- komponen yang bersifat teknis, seperti fasilitas,
komposisi guru, pendekatan proses belajar mengajar, dan penggunaan metode
mengajar yang bervariasi. Ada dua argumen mengapa kurikulum berdiferensiasi
dibutuhkan dalam melayani kebutuhan anak berbakat.
Pertama, pendidikan anak berbakat intelektual berbeda dengan
anak lainnya. Sebaiknya ditekankan aktifitas intelektual.
Kedua, pembelajaran
anak berbakat unggul harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang
lebih sesuai dengan kemampuan yang lebih tinggi dari anak biasa. Kedua hal
tersebut diatas tidak dapat dijangkau dengan kurikulum biasa. Kurikulum
berdiferensiasi bagi anak berbakat unggul mengacu pada pendidikan mental
melalui berbagai program yang akan menumbuhkan kreatifitasnya serta mencakup
berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat tinggi.
Kebutuhan terhadap perencanaan pengalaman belajar melalui
kurikulum berdiferensiasi adalah “ Conditio sin qua non” dalam memberikan
pengalaman pendidikan bagi anak berbakat unggul.
Penggunaan kurikulum berdiferensiasi untuk melayani
kebutuhan pendidikan anak-anak berbakat unggul pada kelas unggulan dalam
suasana klasikal memiliki suatu keistimewaan tersendiri. Sesuai dengan pendapat
Barbara clark setidaknya dapat dijelaskan tiga keberhasilan utama
berdiferensiasi yaitu:
- Dengan pengalaman klasikal yang mengacu pada kurikulum
berdiferensiasi maka kebutuhan rangsang psikis anak unggul dapat terpenuhi
tanpa mengganggu irama dan tempo belajar anak-anak umum sebab salah satu bentuk
karakteristik anak unggul adalah minatnya yang luas terhadap berbagai bidang
kehidupan. Jadi jika ia hanya dilayani dengan kurikulum inti maka
kebutuhan-kebutuhan perluasan keberbagai bidang kehidupan yang diminati tak
dapat terpenuhi.
- Anak berbakat unggul punya karakteristik tersendiri dalam
hal kematangan emosi.
- Masyarakat luas memandang anak berbakat unggul itu
eksentrik, tempramental, usil, keras kepala, hiper aktif, kritis dan berbagai
stigma lainya yang pada intinya menunjuk pada karakter emosi anak unggul.
Dengan menempatkan mereka pada kelas reguler atau kelas biasa yang tergabung
dengan siswa yang terdiri dari berbagai latar belakang dan variasi, maka anak
unggul punya kesempatan untuk bergaul yang sewajarnya namun kadang seenaknya
saja. Hal ini akan sangat berbeda jika mereka diperlakukan dikelas khusus
dengan menerapkan kurikulum berdiferensiasi. Mereka sebagai siswa kelas
unggulan akan terkesan elitis serta teman-teman bergaulnya sama kemampuanya
meskipun tidak sama latar belakang sosial,ekonomi, minat, bakat dan kemauannya.
- Anak unggul memiliki persoalan khusus untuk usaha
mencapai kematangan sosial. Oleh karena itu semakin mereka diisolasi dan elitis
akan semakin tidak menguntungkan perkembangan kematangan sosialnya. Dengan
pelayanan kurikulum berdiferensiasi dikelas unggulan anak-anak tersebut
kebutuhanya akan tercukupi dan beban studinya sesuai dengan kepastian
keunggulan yang mereka miliki. Tidak sederhana mengelola proses pembelajaran
dengan menggunakan kurikulum berdiferensiasi.
Ada empat matra (dimensi) yang harus dikuasai guru kelas
unggulan jika ingin sukses dalam menggunakan kurikulum berdiferensiasi. Keempat
matra itu adalah:
Matra (Dimensi) umum, matra umum ini merupakan kumpulan
kegiatan belajar dasar untuk pengembangan lebih lanjut dan memenuhi kebutuhan
anak secara umum, sehingga kurikulum berdiferensiasi ini sebenarnya bertitik
tolak pada kurikulum umum yang berlaku bagi semua siswa. Pengalaman belajar
dari kurikulum ini memberikan keterampilan dasar, pengetahuan , pemahaman,
nilai dan sikap yang akan memungkinkan seseorang berfungsi sesuai dengan
tuntutan masyarakat. Kurikulum ini bertumpu pada kurikulum inti atau kurikulum
umum.
Matra yang didiferensiasi, matra ini berkaitan dengan ciri
khas perkembangan anak berbakat dan merupakan kurikulum yang dikembangkan
secara mendalam. Sifatnya terutama memenuhi harapan, kepentingan, tuntutan
kebutuhan peserta didik unggul, terutama berkaitan dengan kehidupan kreatifnya.
Matra ini menunjuk pada pendeferensiasian subyek materi pada tingkat
perkembangan kognitif anak berbakat unggul. Pada bagian inilah anak-anak
berbakat akan ditarik keluar dari kelasnya untuk mendapatkan penggemukan dan
pengayaan sesuai kebutuhanya. Dengan demikian diharapkan mereka mampu berpikir
kreatif dan bisosiatif.
Matra subliminal, matra ini terdiri dari pengalaman belajar
yang dijabarkan dari lingkungan keluarga dan sekolah. Di sekolah berkenaan
dengan iklim akademis, relasi interpersonal antar sesama, sistem penghargaan
dan hukuman. Matra ini memberi layanan kebutuhan interaksi interpersonal dengan
sesamanya sehingga iklim akademis yang tercipta sangat menyenangkan. Mereka
tidak hanya belajar subyek materi melainkan juga belajar tentang bagaimana cara
belajar.
Matra non akademis, yakni suatu pengalaman belajar diluar
target kurikulum yang ditetapkan. Mereka dapat mempelajari apa saja yang
menyenangkan dan sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dirinya. Disini konsep
society based of learning menemukan wujudnya, perkembangan afektif dan
interaktif semakin nyata.
Disamping menguasai empat matra diatas dalam implikasinya
guru harus selalu ingat akan faktor-faktor isi, keterampilan mental, penerapan
berpikir produktif dan pengembangan sikap. Isi kurikulum untuk anak berbakat
unggul harus memusatkan dan mengkoordinasikan ide, masalah serta tema yang
komplek dan mendalam sehingga memacu anak untuk sanggup berpikir cross
sectional. Isi harus menggairahkan dan menantang proses kreatif dan kritis
siswa untuk terus bergulat dalam aktivitas berpikir yang produktif. Kurikulum
anak berbakat juga harus mampu memberi kesempatan anak dalam melatih
keterampilan mental intelektual. Pengorganisasian ide, konsep dan teori menjadi
suatu bentuk bangunan pengetahuan baru yang bermakna dalam menghadapi masa kini
dan masa datang adalah latihan mental yang harus diajarkan dalam kurikulum
berdiferensiasi. Penerapan berpikir produktif juga merupakan ciri khas
kurikulum berdiferensiasi. Disini anak tidak hanya dibiasakan berpikir kreatif
saja melainkan proaktif dan mencoba merekonseptualisasikan teori dan paradigma
berpikir untuk mencermati dan mencari solusi kreatif atas persoalan-persoalan aktual
disekelilingnya. Disamping itu pengembangan sikap juga merupakan faktor penting
yang harus diperhatikan dalam pengajaran anak berbakat diformat kelas reguler.
Pengembangan sikap yang utama fleksibilitas adalah perbedaan pendapat,
keterbukaan tehadap rangsang baru, dan kesanggupan untuk mencari teknik-teknik
kreatif.
2. Pembelajaran Unggul
Pembelajaran unggul adalah proses pembelajaran yang membuat
anak-anak senang, betah dan nikmat belajar. Proses pembelajaran unggul adalah
proses yang dapat memunculkan kegiatan belajar mengajar yang menggairahkan dan
bukan menyiksa anak-anak. Pembelajaran disebut unggul kalau mampu memproses
anak-anak Indonesia (siapapun dia) menjadi manusia-manusia yang siap
melanjutkan pembangunan bangsa. Atau manusia manusia yang mencapai tujuan
pendidikan dan pembelajaran sebagaimana yang ingin dicapai oleh Bangsa dan
Negara.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran unggul hendaknya
menggunakan strategi pembelajaran yang paling optimal sesuai dengan
karakteristik kondisional yang tersedia untuk pembelajaran itu. Jadi keunggulan
dalam suatu pembelajaran dilihat dari ketepatan strategi yang dipilih untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Keunggulan suatu sekolah mestinya harus dilihat dari proses pembelajarannya
karena pembelajaran yang unggul kebanyakan dilaksanakan untuk kegiatan belajar
para siswa yang berbakat unggul dan mempunyai kecerdasan tinggi, maka
pembelajaran itu sendiri harus memiliki keunggulan-keunggulan yang membuat
siswa betah dan nikmat belajar.
Disamping suatu sekolah dimasuki anak-anak yang unggul,
tetapi karena sekolah tersebut (sekolah unggulan) mampu mengolah anak-anak
untuk dijadikan pribadi-pribadi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
karakteristik individualnya.
Pembelajaran unggul dapat dipastikan biaya pengelolaanya
mahal. Karena pembelajaran disebut unggul apabila mampu memberikan pelayanan
yang sangat baik kepada setiap siswanya. Sekolah unggulan dalam penyelenggaraan
pembelajaran unggul hendaknya memiliki sarana dan prasarana yang lebih dari
cukup daripada kelas biasanya. Secara sederhana pembelajaran unggul itu
membutuhkan biaya pengelolan yang cukup besar, sarana dan prasarana serta
fasilitas yang mendukung baik secara material dan non material tinggi.
Kelengkapan sumber-sumber belajar, media pembelajaran, tersedianya pembelajaran
guru kelas unggulan dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan dan
kesadaran orang tua pun ikut menentukan ukuran keberhasilan untuk mencapai
tujuan pembelajaran unggul. Adapun pembelajaran unggul menurut konsep
keunggulan taman siswa adalah pembelajaran yang memproduksi lulusanya menjadi
manusia berkualitas unggul; yaitu para lulusan yang mampu dan sanggup menguasai
pengetahuan, ilmu dan teknologi, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (IMTAQ),
serta berbudi pekerti luhur (akhlak) yang menjadi indikatornya. Dengan
pembelajaran unggul prestasi puncak dapat dicapai para siswanya dengan cara
mengembangkan kemampuan siswa dan merubah kondisi-kondisi pembelajaran dengan
(1) kurikulum yang ketat
(2) guru yang kompeten
(3) adanyaciri-ciri keefektifan
(4) esting untuk membuktikan bahwa pembelajaran telah
mencapai sesuatu
(5) dukungan masyarakat dan keterlibatan orang tua
(6) pembiayaan yang memadai
(7) disiplin yang ketat
(8) keterikatan pada nilai-nilai tradisional.
Delapan kondisi ini tentu saja bersifat arbitrer, karena itu
masih dapat ditambah dan dikurangi.
3. Kelas Unggulan
Kelas unggulan adalah sejumlah siswa yang karena prestasinya
menonjol
dikelompokan dalam satu kelas khusus. Sistem pelaksanaan
pembelajaranya dengan menerapkan kurikulum plus ditambah pendalaman materi
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS dan beberapa ekstra
kurikuler untuk mengembangkan minat, bakat dan kemampuan para siswa.
Pembelajaran unggul dapat memudahkan dalam membina dan mengembangkan
kecerdasan, keterampilan, kemampuan, bakat, minat, sikap dan perilaku siswa
agar siswa memiliki indikator prestasi yang tinggi dan unggul sesuai dengan
potensinya.
Pembelajaran unggul dikelas unggulan bertujuan :
(1) mempersiapkan siswa yang cerdas, beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan rohani.
(2) memberi kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan
diatas rata-rata normal untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang
sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa.
(3) memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih cepat
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan sesuai dengan
perkembangan pembangunan.
(4) memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi
baik.
(5) mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa yang
unggul sesuai dengan perkembangan mental siswa.
4. Siswa Kelas Unggulan
Menjadi siswa yang dapat belajar dikelas unggulan merupakan
suatu kebanggaan dan kehormatan karena dipandang bahwa siswa kelas unggulan
merupakan siswa yang mempunyai prestasi unggul dikelasnya. Anak yang
berprestasi unggul sering d ikaitkan dengan anak yang berbakat.
Ada beberapa kecenderungan atau ciri-ciri umum yang sama
pada anak bebakat intelektual. Ciri tersebut merupakan karakteristik anak
berbakat intelektual yang menyatakan bahwa anak berbakat mempunyai keunggulan
atau menonjol dalam hal: (1) kesiagaan mental (2) kemampuan
pengamatan/observasi (3) keinginan untuk belajar (4) daya konsentrasi (5) daya
nalar (6) kemampuan membaca (7) ungkapan verbal (8) kemampuan menulis (9)
kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik (10) menunjukan minat yang luas (11)
memiliki ambisi yang kuat untuk mencapai prestasi yang baik (12) mandiri dalam
memberikan pertimbangan (13) dapat memberi jawaban tepat dan langsung kesasaran
(14) mempunjyai rasa humor tinggi (15) melibatkan diri sepenuhnya serta ulet
menghadapi tugas yang diminati.
Melihat pada daftar panjang yang mengungkapkan karakteristik
/ciri-ciri anak berbakat seolah-olah mereka hanya memiliki sifat-sifat yang
positif saja. Namun demikian untuk dapat memasuki kelas unggulan seorang siswa
harus lulus seleksi yang diadakan oleh sekolah. Mereka juga dinyatakan dapat
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan untuk lolos ke kelas unggulan.
Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh siswa-siswa kelas
unggulan adalah sebagai berikut :
1. Merupakan siswa berprestasi dikelasnya berdasarkan jumlah
nilai raport.
2. Lulus tes kemampuan akademik, psikologi dan kesehatan
sesuai dengan alat seleksi yang terstandar.
3. Memiliki bakat dan minat serta prestasi yang unggul
dikelasnya.
4. Mendapatkan ijin tertulis dari orang tua siswa yang
isinya juga harus patuh mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggulan
dengan disiplin yang ketat.
5. Guru Kelas Unggulan
Anak berbakat adalah “anak luar biasa” yang memerlukan guru
khusus yang sesuai untuk mengajar mereka. Sesuai dengan pandangan yang melatar
belakangi perkembangan pendidikan untuk anak berbakat itu, yaitu pandangan
“studentcentered education” dalam menyiapkan guru-guru untuk anak berbakat itu
orang harus bertolak dari kondisi dan ciri-ciri khas anak berbakat. Seperti
telah umum diketahui pendidikan (tegasnya pengajaran) adalah proses yang
melibatkan anak didik sebagai bahan baku, masukan lingkungan dan masukan
instrumental guna mencapai tujuan yang diinginkan. Tentu saja, dalam proses ini
semua yang terlibat itu harus disesuaikan dengan kebutuhan anak berbakat. Tujuan harus disesuaikan dengan kebutuhan
mereka, dalam proses pembelajaran gurulah yang merupakan masukan terpenting
yang disebut sebagai dalang dalam proses tersebut. Untuk itu sangat wajar jika
dipersiapkan guru secara khusus untuk anak yang berbakat unggul.
Guru kelas unggulan ialah guru kelas dengan ijazah strata 1,
yang memandu bidang studi khusus atau mata pelajaran tertentu. Menurut
Depdikbud Dirjen Dikdasmen (1996:5) yang dimaksud tenaga pengajar atau guru
kelas unggulan ini diambil dari sekolah inti atau sekolah imbas diwilayah gugus
sekolahnya melalui seleksi. Dengan demikian diharapkan guru kelas yang mengajar
dikelas unggulan mempunyai kualifikasi dan dedikasi yang tinggi untuk mendukung
pembelajaran kelas unggulan tersebut. Disamping wali kelas, ada guru bimbingan
konseling yang diberi tugas sebagai guru bimbingan dan penyuluhan. Guru
tersebut mempunyai fungsi untuk membimbing keberbakatan anak berbakat. Fungsi
dari konseling keberbakatan adalah :
- membantu perkembangan pribadi anak berbakat dan membantu
mengatasi kendala-kendala emosional dan kendala lingkungan,
- membantu memaksimalkan kemajuan belajarnya dan
penempatanya pada kelompok, serta kemudian menempuh karir professional sesuai
bakat dan minat.
Adapun beberapa kriteria sebagai seorang guru yang mengajar
dikelas unggulan adalah sebagai berikut :
- Adalah guru yang profesional dengan memiliki
kompetensi-kompetensi yang tinggi dalam menguasai kurikulum, materi
pembelajaran, metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran dengan kualitas
yang tinggi.
- Berprestasi, menguasai tekhnik-tekhnik evaluasi
pembelajaran, menguasai strategi pembelajaran yang unggul.
- Memiliki disiplin dan dedikasi yang tinggi, setia
terhadap tugas, inovatif dan kreatif dalam mendidik, mengasuh, membimbing
kepada para siswa yang memiliki bakat dan potensi yang unggul.
- Sehat jasmani dan rohani, energik, berbenampilan,
berbudipekerti luhur, dan senior dalam jenjang pangkat ataupun pengalamanya.
- Memiliki kelebihan khusus dibanding guru lainya baik
dalam bidang keterampilan, dalam mengampu suatu mata pelajaran khusus, maupun
dalam membimbing siswa pada materi-materi ekstra kurikuler.
Anak berbakat unggul biasanya memiliki karakteristik dan
perangai yang berbeda dari anak kebanyakan. Hal ini bermula dari perbedaan
perkembangan dari kematangan emosi dan daya kritis anak-anak berbakat unggul
dibanding anak-anak pada umumnya. Sehingga para guru perlu menyadari pentingnya
pendidikan khusus bagi anak berbakat, baik ditinjau dari segi azasi individu,
sebagai kemungkinan untuk mewujudkan bakat anak sepenuhnya, untuk mencegah rasa
bosan anak, dan memang merupakan tujuan sekolah untuk mengembangkan bakat anak
secara optimal,maupun ditinjau dari segi aspek manfaat bagi negara mengingat
anak berbakat dapat memberikan sumbangan besar terhadap kesejahteraan bangsa
(Munandar, 1982:50). Oleh karena itu diperlukan kualifikasi tertentu untuk
menjadi guru kelas unggulan.
Dalam memilih guru, yang esensial adalah:
(a)memiliki kemampuan akademik, (b)berminat kuat pada salah
satu bidang akademik atau bidang kreatif, (c)fleksibel dalam waktu, langkah,
bahan , pola pengajaran, dan sebagainya, (d)senang humor dan, (e)seorang
individu yang kuat ,
Karakteristik yang harus dimiliki guru anak berbakat dalam
tiga kelompok yakni philosopical, personal dan profesional.
Karakteristik philosopical sangat penting karena hal itu
menyangkut cara pandang guru terhadap pendidikan dan dampaknya terhadap
pendekatan yang akan digunakan dalam mengajar, juga pandanganya terhadap anak
berbakat.
Karakteristik personal mencakup sejumlah sifat seperti :
percaya diri, memiliki rasa humor, memiliki motivasi, berprestasi, fleksibel
dan meminati berbagai bidang. Sedangkan karakteristik profesional guru kelas
unggulan meliputi kemampuan untuk menggunakan keterampilan dinamika kelompok, advance
techniques, dan strategistrategi dalam menyampaikan materi, menciptakan suasana
yang kondusif untuk berlatih dan menemukan (inquiry training) serta menguasai
pengetahuan dan teknologi modern.
6. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Unggulan
Pola pelaksanaan pembelajaran unggul dikelas unggulan adalah
dengan kurikulum yang berlaku secara nasional, dengan sarana dan bahan belajar
yang lengkap, metode belajar mengajar yang variatif, pengelolaan kelasnya yang
maksimal, tata tertib dan disiplin yang tinggi, ragam kegiatan belajar dengan
kurikulum plus dan ada penambahan waktu belajar di sekolah. Agar pelaksanaan
pembelajaran kelas unggulan benar-benar mampu memperlihatkan nilai plus atau
lebih daripada kelas-kelas lain yang diselenggarakan secara konvensional, perlu
ada persyaratan tempat kelas unggulan yang meliputi:
(1)Kelas unggulan harus memiliki sarana dan prasarana yang
relatif lebih lengkap
dibanding kelas yang lain/kelas biasa.
(2) sekolah unggulan mudah dijangkau oleh para siswa, dengan
letak yang strategis dan dekat dengan kantor Cabang Dinas Pendidikan agar mudah
memonitor dan mensupervisi kegiatan pelaksanaan pembelajaran kelas unggulan.
Dalam proses pembelajaran mengajar adalah suatu perbuatan
yang kompleks. Disebut kompleks karena dituntut adanya kemampuan personal dan
sosio cultural secara terpadu dalam proses belajar mengajar. Dikatakan kompleks
juga karena dituntut adanya integrasi penguasaan materi dan metode, teori dan
praktek dalam interaksi siswa, yang terakhir dikatakan kompleks karena mengandung
unsur-unsur seni, ilmu, teknologi, pilihan nilai, dan keterampilan dalam proses
pembelajaran. Tugas mengajar guru menjadi tiga tahap yang bersifat suksesif.
Masing-masing tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap sebelum pengajaran
Dalam tahap ini guru harus menyusun: program tahunan,
program satuan pelajaran, dan perencanaan program mengajar. Dalam merencanakan
program tersebut perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan :
a. Bekal bawaan yang ada pada siswa.
b. Perumusan tujuan pelajaran.
c. Pemilihan metode.
d. Pemilihan pengalaman-pengalaman belajar.
e. Pemilihan bahan pelajaran, peralatan dan fasilitas
belajar.
f. Mempertimbangkan karakteristik siswa.
g. Mempertimbangkan cara membuka pelajaran, pengembanganya
dan menutup pelajaran.
h. Mempertimbangkan peranan siswa dan pola pengelompokan.
i. Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar, antara lain:
pemberian penguatan, motivasi, mata rantai kognitif, pokok-pokok yang akan
dikembangkan, penentuan model, transfer, keterlibatan aktif siswa dan
pengulangan.
2. Tahap Pengajaran
Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan
siswa, siswa dengan siswa, dan siswa group atau siswa secara individual.
Rentangan interaksi ini berada pada dua kutub yang ekstrem, yakni suatau perbuatan
yang berpusat pada guru dan kegiatan yang berpusat pada siswa. Beberapa aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam tahap pengajaran adalah:
- Pengelolaan dan pengendalian kelas.
- Penyampaian informasi, keterampilan-keterampilan konsep
dan sebagainya.
- Penggunaan tingkah laku verbal, seperti: keterampilan
bertanya, demonstrasi dan penggunaan model.
- Penggunaan tingkah laku non verbal seperti gerak pindah
guru.
- Cara mendapatkan balikan.
- Mempertimbangkan prinsip-prinsip psikologi antara lain: motivasi,
pengulangan, pemberian penguatan, balikan kognitif, pokok-pokok yang akan
dikembangkan, mata rantai kognitif, transfer dan keterlibatan aktif siswa.
- Mendiagnosa kesulitan belajar.
- Menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaaan
individual.
- Mengevaluasi kegiatan interaksi.
3. Tahap Sesudah Pengajaran
Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah
pertemuan tatap muka dengan siswa. Beberapa perbuatan guru yang nampak pada
tahap sesudah mengajar antara lain:
a. Menilai pekerjaan siswa.
b. Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya.
c. Menilai kembali proses belajar mengajar yang telah
berlangsung.
Ketiga tahap pengajaran tersebut harus mencerminkan hasil
belajar siswa yang berkaitan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Adapun proses pembelajaran atau proses belajar-mengajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah
kearah yang lebih baik. Yaitu perubahan tingkah laku baik pengetahuan, sikapnya
dan keterampilanya.
Untuk menghasilkan siswa yang unggul maka proses
pembelajaran di kelas unggulan diupayakan memiliki keunggulan dari kelas biasa.
Untuk itu dalam proses pembelajaran harus diperhatikan komponen-komkponen yang
mempengaruhinya. Komponen yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran adalah:
kurikulum, materi, bahan atau sarana pembelajaran, metode dan penilaian.
Untuk kelas unggulan dari setiap komponenya harus memiliki
keunggulan dari kelas biasa, karena dari seluruh komponen tersebut diharapkan
dapat menunjang siswa untuk lebih aktif belajar sehingga dapat mencapai hasil
yang optimal. Komponen-komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. kurikulum
kurikulum yang berlaku sacara nasional adalah merupakan
program minimal. Oleh karena itu untuk kelas unggulan harus menambah
kurikulum/kurikulum plus. Untuk itu dapat digunakan kurikulum berdiferensiasi
pada kelas unggulan. Dari hasil seminar Nasional “ alternative program
pendidikan anak berbakat” dalam Munandar (1985:120) menyebutkan bahwa dalam
pengembangan kurikulum anak berbakat harus ditempuh cara-cara berikut:
- Pengembangan bahan pelajaran.
- Mengembangkan strategi belajar mengajar.
- Menyusun sistem evaluasi yang sesuai.
- Membuat program bimbingan dan penyuluhan yang efektif
bagi anak-anak berbakat.
- Pengembangan sistem administrasi dan supervisi pendidikan
yang sejalan dengan strategi belajar mengajar dans sistem evaluasi serta BP
yang dikembangkan.
- Peningkatan kemampuan tenaga pendidikan /guru yang
relevan dalam melaksanakan program mengajar.
- Mewujudkan lingkungan belajar/sekolah yang dapat membantu
pengembangan anak berbakat.
- Melengkapi sarana, fasilitas pendidikan yang menunjang
terwujudnya tujuan program tersebut.
- faktor-faktor lainya yang menunjang terwujudnya program
anak berbakat ini perlu dikembangkan secara nyata.
2. Materi
Artinya bahwa setiap materi yang ada dalam kurikulum harus
diperdalam, diperkaya dan diperluas. Sehubungan dengan hal tersebut maka
konsekuensinya akan ada tambahan waktu belajar. Selain itu dengan bertambahnya
alokasi waktu yang ada memberikan peluang kepada siswa kelas unggulan untuk
mengembangkan bakat, minat,dan keterampilan seoptimal mungkin.
3. Bahan atau sarana pembelajaran
Mengenai bahan dan sarana pembelajaran, maka perlu
melengkapi buku-buku sumber baik untuk pegangan siswa maupun guru. Buku-buku
penunjang yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar juga perlu
disediakan. Begitu pula mengenai perabot, media pembelajaran dan sarana
pembelajaran yang lain harus lebih memadai baik dari segi jumlah dan
kualitasnya.
4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran, strategi, model-model belajar, tehnik
dan pendekatan-pendekatan diharapkan diterapkan dengan tepat untuk mengaktifkan
siswa kelas unggulan agar merangsang siswa berfikir untuk mengembangkan variasi
pembelajaran yang cukup beragam. Dalam melaksanakan pembelajaran unggul dikelas
unggulan guru hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap masing-masing
individu. Siswa harus merata sehingga dapat memberikan layanan yang sesuai,
baik belajar secara individual, kelompok atau klasikal. Tugas-tugas pekerjaan
rumah harus lebih disesuaikan dengan kehendak siswa untuk meningkatkan
prestasinya. Umpan balikpun perlu seringkali dilakukan.
5. Evaluasi
Evaluasi hendaknya benar-benar dapat mendorong siswa untuk
belajar. Baik dari segi alat evaluasi, proses evaluasi maupun tindak lanjut
evaluasinya. Soal-soal uraian lebih sering digunakan dan diutamakan untuk
mengembangkan nalar siswa. Setiap hasil penilaian harus diberikan umpan balik
dan tindak lanjut. Pengelolaan kelas pada kelas unggulan sama dengan
pengelolaan kelas biasa. Baik mengenai pengaturan jadwal pelajaran, tempat
duduk, posisi meja kursi siswa dan guru, letak papan tulis maupun pengaturan
gambar dan alat peraga dikelas yang menunjang proses pembelajaran unggul dan
menjadi sumber belajar dikelas.
Disiplin dan tata tertib pada kelas unggulan sangat
diutamakan dan mendapat penekanan yang tinggi, mengingat kelas unggulan adalah
kelas khusus yang memiliki nilai jelas. Yang penting setinggi apapun intensitas
pembelajaran, siswa tetap merasa betah belajar, nikmat, merasa nyaman dan aman
dalam belajar.
Ragam kegiatan pembelajaran dikelas unggulan meliputi
program intra kurikuler yang telah disusun dalam kurikulum yang berlaku secara
nasional. Untuk kelas unggulan kegiatan intra kurikuler diberi pendalaman dan
pengembangan materi sesuai bakat potensi anak, karena kelas unggulan
menggunakan kurikulum plus dan penambahan waktu belajar disekolah. Untuk
kegiatan ekstra kurikuler harus diikuti siswa kelas unggulan sesuai dengan
bakat, minat dan kemampuannya. Mengingat kelas unggulan adalah kelas khusus
untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas, maka dalam pelaksanaanya
perlu didukung oleh adanya fasilitas seperti:
- Buku penunjang atau pelengkap yang berupa modul yang
dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri untuk mendukung kegiatan
pembelajaran.
-
Laboratorium untuk praktek siswa dalam mempraktekan dan
memperdalam pengetahuanya.
- Perpustakaan yang menyediakan sumber belajar lengkap dan
mendukung kegiatan pembelajaran unggul.
Penilaian hasil belajar siswa kelas unggulan sama dengan
kelas biasa hanya kelas unggulan para siswanya berprestasi tinggi sehingga
terdapat perbedaaan dalam hal tertentu baik yang terkait dengan alat penilaian,
proses penilaian, maupun tindak lanjut dari hasil penilaian. Didalam aktifitas
penilaian hendaknya memperhatikah hal-hal sebagai berikut:
- Alat penilaian dikelas unggulan mengutamakan tes uraian
dalam ulangan harian dengan penyusunan soal memiliki tingkat kesukaran lebih
tinggi.
- Standar nilai keberhasilan dalam setiap mata pelajaran
siswa diharuskan mendapat nilai minimal 7 jika dan yang belum mencapai dapat
mengikuti remidi sebanyak dua kali. Bagi yang sudah maka dapat mengikuti
program pengayaan.
- Syarat-syarat kenaikan kelas di kelas unggulan bagi
siswanya jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
- Memiliki nilai rata-rata 8 untuk semua mata pelajaran.
- Penilaian sikap dan tingkah laku siswa kelas unggulan
mendapat perhatian khusus dan harus mempunyai kelebihan dari segi kejujuran,
sopan santun, sosialisasi, kerajinan, kerapian, budi pekerti dan kemandirian.
- Mempertimbangkan keaktifan dalam mengikuti kegiatan
ekstra kurikuler yang ditetapkan sekolah dan dalam kegiatan sosial dilingkungan
masyarakat.
7. Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu mengenai struktur dan
hubungan-hubungan dari simbul-simbul yang diperlukan. Simbul-simbul itu penting
untuk memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Dari
simbulasasi itulah dapat menjamin adanya komunikasi yang mampu memberikan
keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena
adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, sehingga matematika itu konsepnya
tersusun secara herarkis. Simbulisasi itu barulah berarti bila suatu simbul itu
dilandasi suatu ide. Jadi dapat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan
ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara herarkis dan
penalaranya deduktif (Hudojo, 1988:3).
Proses pembelajaran diasumsikan sebagai suatu proses kegiatan
yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Dalam pembelajaran matematika,
berpikir matematika merupakan kegiatan mental yang dalam prosesnya selalu
menggunakan abstraksi dan generalisasi. Oleh karena itu bagi anak-anak yang
mempunyai keberbakatan intelektual pelajaran matematika dipandang sebagai
pelajaran yang menantang dan menarik untuk dikuasai (From matematic Teacher : (A.S)